Join sekarang Juga

Banyak promo hadiah tanpa di undi

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 30 April 2020

Atasi Susah Tidur Akibat Stres Selama Pandemi COVID-19 dengan 4 Cara Ini

Atasi Susah Tidur Akibat Stres Selama Pandemi COVID-19 dengan 4 Cara Ini
Menjalani karantina di rumah saat wabah COVID-19 memang tidak semudah kedengarannya. Tidak sedikit orang yang melaporkan stres yang menyebabkan susah tidur selama pandemi berlangsung. Mengapa kondisi ini bisa terjadi dan bagaimana mengatasinya?

Fenomena susah tidur selama pandemi COVID-19
insomnia
Tidur larut malam memang merupakan gangguan tidur yang paling sering manusia alami. Entah itu karena pekerjaan, terlalu asyik menonton film, atau memang memiliki masalah terhadap jam tidur.

khir-akhir ini, isu susah tidur ternyata dialami oleh kebanyakan orang yang menjalani karantina di rumah selama pandemi COVID-19. 

Wabah COVID-19 kini telah menyebabkan lebih dari dua juta kasus dan ratusan orang meninggal dunia. Berita-berita tentang coronavirus pun tidak sedikit berisi konten negatif yang mengkhawatirkan sejumlah pihak, terutama kelompok berisiko. 

Demi menekan angka penyebaran kasus, pemerintah hampir setiap negara membatasi pergerakan warganya dan mengimbau untuk menerapkan physical distancing.

Bahkan, tidak hanya kesehatan tubuh, efek COVID-19 juga berpengaruh besar pada sektor ekonomi yang membuat banyak orang kehilangan pekerjaannya.

Wajar bila hal ini membuat masyarakat semakin stres dan khawatir hingga mengakibatkan susah tidur selama pandemi COVID-19. Dilansir dari UC Chicago Medicine, kondisi ini juga disebabkan oleh penerimaan informasi yang berlebihan hingga membuat pikiran stres. Akibatnya, respon sistem rangsangan tubuh meningkat hingga memicu insomnia. 

Terlebih lagi, kebanyakan orang menghabiskan waktu selama karantina dengan melihat layar ponsel mereka. Entah itu untuk bekerja, belajar, atau mendapatkan berita terbaru.

Cahaya dari layar ponsel ternyata bisa membuat otak berhenti untuk memproduksi hormon melatonin, sehingga Anda pun kesulitan tidur.

Bagi beberapa orang mungkin terbiasa bekerja di rumah. Namun, hal ini tidak berlaku bagi mereka yang menjalani rutinitas harian dengan pergi ke kantor. Hilangnya rutinitas tersebut membuat waktu bangun dan tidur menjadi tidak konsisten. 

Akibatnya, mood menjadi jelek, motivasi, dan energi pun menurun yang ternyata bisa menyebabkan seseorang tidur siang terlalu lama. Tentu saja tidur siang terlalu lama bisa mengganggu jadwal tidur malam Anda, bukan?

Pentingnya tidur cukup selama pandemi
mendinginkan ruangan yang panas agar mudah tidur
Sudah bukan rahasia umum lagi akibat dari susah tidur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, terutama selama pandemi COVID-19. Padahal mendapat tidur yang cukup sama pentingnya dengan rutin berolahraga dan mendapatkan nutrisi yang cukup untuk menghadapi COVID-19.

Akibat dari kurang tidur dapat membuat pikiran menjadi mudah stres dan mungkin memutuskan hal-hal yang tidak masuk akal. Anda mungkin menjadi lebih mudah marah hingga memberikan dampak pada hubungan dengan orang lain, termasuk keluarga, teman, dan pasangan. 

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik Anda, terutama sistem kekebalan tubuh yang penting dalam melawan penyakit pernapasan ini. Hal ini dikarenakan tidur membantu tubuh melawan infeksi. Apabila tidak mendapatkan kualitas yang baik, respons kekebalan tubuh akan terganggu.

Oleh karena itu, susah tidur harus segera diatasi, terutama ketika menjalani karantina di rumah selama pandemi COVID-19. 

Tips mengatasi susah tidur selama pandemi
Upaya mencegah COVID-19 tidak hanya sebatas menggunakan masker dan mencuci tangan menggunakan sabun serta air yang mengalir. Anda perlu membuat tubuh tetap sehat agar sistem kekebalan mampu menangkal penyakit. 

Susah tidur selama pandemi memang bisa menjadi salah satu faktor yang membuat tubuh tidak fit dan mungkin meningkatkan risiko terkena penyakit. Agar hal ini tidak terjadi pada Anda, ada beberapa cara untuk mendapatkan tidur yang cukup meskipun sedang menjalani karantina di rumah. 

1. Membuat jadwal tidur
tips menjaga pola tidur saat puasa
Salah satu cara mengatasi susah tidur selama pandemi adalah dengan membuat jadwal tidur. Kebanyakan orang mungkin merasakan hal-hal yang sangat berbeda ketika menjalani karantina dan mengharuskan mereka bekerja di rumah.

Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang diberhentikan dari pekerjaan yang tentu memengaruhi kesehatan mental. 

Sebenarnya, satu hal yang perlu Anda ingat dan perhatian adalah menjaga kehidupan Anda sedekat mungkin dengan rutinitas yang biasa dijalani. Mulai dari mandi sebelum bekerja hingga waktu tidur saat kehidupan normal. 

Cobalah untuk mencari tahu kebutuhan tidur Anda dengan bereksperimen dalam jumlah yang berbeda. Lalu, usahakan untuk memprioritaskan jam tidur yang menurut Anda paling baik, entah itu 6 atau 9 jam, semuanya sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 

Bekerja dan menjalani karantina di rumah selama pandemi seharusnya tidak mengharuskan Anda untuk beraktivitas hingga larut malam dan membuat susah tidur. Maka itu, cobalah untuk memanfaatkan hal ini sebaik-baiknya untuk memperbaiki kualitas tidur Anda. 

2. Mengatur asupan berita harian
FOMO adalah
Salah satu penyebab mengapa Anda stres hingga membuat susah tidur selama pandemi adalah mengisi waktu dengan terlalu banyak membaca berita. 

Tidak membaca berita akan membuat Anda ketinggalan informasi, terutama soal pandemi yang telah mewabah di seluruh dunia ini. Namun, tidak ada salahnya untuk membatasi paparan berita, terutama hal-hal yang berisi konten negatif dan dapat merusak suasana hati. 

Berikut ini ada beberapa tips yang bisa membantu Anda dalam mengatur asupan berita harian. 
  • membandingkan berapa kali sehari memeriksa ponsel dengan durasi baca berita
  • mulai mencari berita positif dan membatasi berita berisi konten negatif
  • mengurangi baca berita sebelum tidur
  • membaca berita berisi fakta, bukan gosip atau konten yang belum tentu benar
3. Mengurangi penggunaan ponsel sebelum tidur
Susah tidur selama pandemi COVID-19 juga bisa disebabkan oleh terlalu seringnya memainkan ponsel tepat sebelum tidur, terutama dalam penerangan yang kurang.

Dengan membatasi baca berita ternyata juga berpengaruh terhadap penggunaan ponsel sebelum tidur.

Terlebih lagi Anda mungkin merasa bosan ketika menjalani karantina, sehingga satu-satunya penyelamat adalah komunikasi bersama teman dan permainan di ponsel. Padahal menatap layar ponsel sepanjang hari hanya akan membuat kualitas tidur Anda lebih jelek. 

Cobalah untuk mengganti kebiasaan tersebut dengan membaca buku atau mendengarkan lagu yang membantu Anda tertidur lebih nyenyak. 

4. Membatasi durasi tidur siang
siang tidur malam begadang
Tidak terlalu banyak kegiatan saat bekerja dari rumah membuat kebanyakan orang tergoda untuk menghabiskan waktu mereka dengan tidur siang. Akibatnya, susah tidur selama pandemi COVID-19 pun tidak terelakkan. 

Oleh karena itu, Anda mungkin bisa mulai membatasi durasi tidur siang. Normalnya, tidur siang yang baik dapat berlangsung sekitar 30 menit sampai satu jam dan dilakukan sebelum jam 2 siang. 

Apabila Anda termasuk orang yang mengalami masalah tidur sebelum pandemi ini terjadi, usahakan untuk tidak tidur siang agar pada malam hari bisa beristirahat. 

Sebenarnya, mengatasi susah tidur selama pandemi tidak jauh berbeda dengan cara mendapatkan tidur yang berkualitas. Keempat cara di atas pun perlu diimbangi dengan menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga dan konsumsi makanan sehat agar tidak stres.
Share:

Senin, 27 April 2020

Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia

Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia

Ketahui alasan ini agar kamu bisa lebih bahagia

Beberapa orang walaupun telah mencoba menghibur dirinya sendiri, tetapi tetap saja masih merasa gak bahagia. Merasa hidupnya penuh dengan tekanan dan permasalahan yang tiada ujungnya, ataupun malah merasa hidupnya membosankan. Bahkan untuk menjadi ramah kepada orang lain pun terkadang terasa susah untuk dilakukan.

Nah, berikut ini merupakan beberapa hal yang menyebabkan dirimu gak bahagia. Yuk simak!

1. Selalu berusaha sempurna dalam segala hal
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Sempurna dalam melakukan sesuatu memang boleh dan baik untuk dilakukan, akan tetapi jika selalu memaksakan untuk sempurna dalam segala hal, hanya akan membuat dirimu semakin merasa tertekan dan gak bahagia. Ingat, kita gak harus selalu melakukan sesuatu dengan sempurna, boleh dan wajar kok, jika kita melakukan sedikit kesalahan. Jadi jangan terlalu memaksakan diri, ya!

2. Selalu membandingkan diri sendiri dengan orang lain 
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Kita boleh banget membandingkan diri kita sekarang dengan diri kita yang dulu. Tapi gak untuk membandingkan diri kita dengan orang lain, hal tersebut hanya akan membuat dirimu selalu merasa tersaingi dan gak bisa hidup dengan tenang.

Pencapaian yang diperoleh orang lain mungkin didapatkannya dengan perjuangan yang gak mudah. Jadi, buat juga pencapaianmu sendiri tanpa selalu membandingkannya dengan orang lain ya, agar waktumu gak habis hanya untuk membandingkan siapa yang lebih hebat.

3. Selalu tidak senang jika orang lain bahagia 
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Hal inilah yang membuat dirimu selalu merasa curiga dan ingin merebut kebahagiaannya atau malah menghancurkan kebahagiaan orang lain. Ingatlah, terkadang apa yang membuat orang lain bahagia belum tentu membahagiakan bagi dirimu

Jadi, temukan kebahagiaanmu sendiri dan tidak perlu merasa gak senang jika orang lain bahagia karena semua orang pantas dan layak untuk bahagia dengan caranya masing-masing.

4. Memaksakan diri untuk melakukan hal yang tidak disukai 
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Belajarlah untuk bisa berpendirian dan bisa menentukan hal yang disukai untuk dilakukan agar lebih bahagia. Apabila hal tersebut memang wajib dilakukan atau gak bisa kamu hindari, coba deh kamu untuk mencari kegiatan lain yang dapat membuat dirimu bahagia.

Mungkin dengan cara mendengarkan musik kesukaan atau melakukan hobi yang kamu sukai, agar kamu bisa lebih menikmati hidup karena melakukan sekecil apa pun hal yang kamu sukai, akan dapat membuat dirimu merasa lebih bahagia.

5. Terlalu sulit untuk berkata tidak
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Penolakan adalah hal yang biasa, jadi jangan terlalu tertekan jika kamu menolak permintaan orang lain karena kamu pun sebenarnya pernah mengalami penolakan juga kan? Jadi belajarlah berkata tidak, agar kamu lebih bahagia dan gak mudah dimanfaatkan orang lain untuk kepentingan pribadinya.

6. Berada di lingkungan yang toxic
Tak Disangka, 6 Hal Berikut Ternyata Dapat Membuatmu Gak Bahagia
Entah itu adalah lingkaran pertemananmu atau malah keluargamu sendiri. Jika kamu merasa temanmu ternyata hanya bisa memberikan dampak yang buruk bagimu atau membuatmu gak nyaman.

Belajarlah untuk mundur perlahan dan mencari teman lainnya yang dapat membuatmu nyaman dan memberikan dampak positif bagimu. Karena hal tersebut akan membuatmu lebih bahagia.

Semoga setelah mengetahui beberapa hal tersebut kamu jadi lebih sadar apa yang selama ini membuatmu gak bahagia. Dan membuat dirimu sadar juga kalau setiap orang pantas untuk bahagia, termasuk dirimu. Jadi, mana nih hal yang selama ini ternyata membuatmu gak bahagia?
Share:

Sabtu, 25 April 2020

Panduan Aman Ibadah Puasa Ramadan Selama Pandemi COVID-19

Panduan Aman Ibadah Puasa Ramadan Selama Pandemi COVID-19
Umat muslim di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan melakukan ibadah puasa di bulan Ramadan saat menjalani karantina di rumah ketika pandemi berlangsung. Jumlah kasus dan angka kematian yang semakin meningkat membuat banyak orang waswas, apakah mereka bisa melaksanakan ibadah dengan aman.

Tidak perlu khawatir, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika melaksanakan ibadah puasa selama pandemi COVID-19.  

Panduan puasa aman di bulan ramadan saat pandemi COVID-19
tubuh bugar saat puasa selama covid-19

Normalnya, bulan Ramadan ditandai dengan pertemuan sosial dan keagamaan saat keluarga dan kerabat berkumpul untuk membatalkan puasa setelah matahari terbenam.

Bagi kebanyakan orang, momen ini dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka dengan salat di masjid hingga menghabiskan malam di sana. 

Di Indonesia, pemerintah menutup tempat-tempat umum yang tidak berhubungan dengan logistik dan pasokan makanan, termasuk tempat ibadah seperti masjid. Akibatnya, salat berjamaah pun dilakukan di rumah. Hal ini mungkin akan terus berlangsung hingga bulan Ramadan berakhir. 

Sementara itu, penularan virus COVID-19 sangat mungkin terjadi ketika Anda melakukan kontak dekat dengan orang lain. Pasalnya, virus menyebar lewat percikan air atau berkontak dengan permukaan yang terkontaminasi.

Maka itu, mengenali bagaimana panduan aman menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan saat pandemi COVID-19 sangat penting. Berikut ini beberapa tips melaksanakan puasa saat pandemi menurut WHO. 

1. Menjauhi kerumunan dan menjaga jarak
menghilangkan stres saat puasa
Salah satu hal tetap perlu dilakukan saat melaksanakan puasa di bulan Ramadan ketika pandemi COVID-19 adalah menjauhi kerumunan dan menjaga jarak dari orang lain.

Imbauan untuk menerapkan physical distancing dan menjalani karantina di rumah bertujuan untuk menekan angka penyebaran virus. 

Sementara itu, kebanyakan masyarakat mengadakan pertemuan dan acara di bulan Ramadan. Apabila memungkinkan, cobalah untuk mengurangi acara di luar ruangan.

Jika tidak, Anda dan pengurus mungkin dapat memastikan tempat acara mempunyai ventilasi dan aliran udara. Namun, semuanya tergantung aturan dari pemerintah di setiap negara. 

Jangan lupa untuk mematuhi aturan jaga jarak 2-3 meter dari orang lain, baik ketika duduk maupun berdiri. Selain itu, Anda juga perlu melihat apakah orang yang mengurus acara ini mengatur jumlah dan bagaimana orang masuk dan meninggalkan ruangan tersebut. 

Kebanyakan pemerintah di negara dengan jumlah muslim yang banyak menyarankan mereka untuk beribadah di rumah masing-masing. Maka itu, beberapa negara bersedia menutup tempat ibadah untuk sementara waktu untuk menghindari kerumunan orang ramai.

2. Selalu menjaga kebersihan
terlalu sering mencuci tangan
Selain menjauhi kerumunan dan menjaga jarak, melakukan upaya pencegahan lainnya demi menjalankan puasa di bulan Ramadan saat pandemi COVID-19 juga tidak kalah penting. 

Selalu menjaga kebersihan, terutama tangan Anda, adalah kunci utama dari mengurangi risiko penularan virus. Pada umumnya, umat Islam akan melakukan wudu sebelum melaksanakan salat dan hal tersebut membantu mereka menjaga kebersihan dan kesehatan. 

Walaupun demikian, tidak ada salahnya untuk menjalani langkah-langkah tambahan ketika melaksanakan ibadah. Sebagai contoh, Anda tetap perlu mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah wudhu mengingat mata dan wajah akan lebih sering tersentuh.

Selain itu, jangan lupa untuk membawa sajadah atau karpet sendiri untuk diletakkan di atas karpet masjid. Hal ini bertujuan untuk mengurangi penyebaran virus yang mungkin menempel di atas karpet. 

Terlepas dari masjid di dekat rumah Anda ditutup atau tidak, sebaiknya tetaplah jalani ibadah di rumah masing-masing saat puasa. Anda masih dapat salat tarawih berjamaah dengan anggota keluarga lainnya atau mendengarkan ceramah lewat televisi atau media sosial.

3. Menerapkan gaya hidup sehat saat puasa
manfaat puasa bagi penderita diabetes
Sampai saat ini belum ada penelitian tentang puasa dan risiko COVID-19. Maka itu, orang sehat masih bisa melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan saat pandemi COVID-19.

Sementara itu, pasien yang terinfeksi virus mungkin dapat mempertimbangkan apakah kondisi tubuhnya dapat menjalankan ibadah ini. Mereka setidaknya perlu berkonsultasi dengan dokter. 

Bagi orang sehat, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berpuasa di tengah pandemi ini, seperti:
  • tetap rutin berolahraga di rumah selama berpuasa
  • memenuhi kebutuhan nutrisi saat puasa dan minum banyak air
  • makan buah dan sayuran segar saat sahur dan berbuka
Gaya hidup sehat selama pandemi tentu perlu dilibatkan dengan upaya mencegah penularan COVID-19. Mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan air atau hand sanitizer hingga menjaga jarak dari orang lain, alias physical distancing. 

Anda bisa pergi ke luar rumah untuk belanja bahan makanan atau bekerja saat tidak bisa bekerja dari rumah. Selain itu, usahakan untuk mengurangi tatap muka dengan orang lain, termasuk keluarga dan teman mengingat virus dapat menyebar tanpa menunjukkan gejala. 

4. Berhenti merokok saat puasa
berhenti merokok
Pada saat orang menjalankan ibadah puasa, segala sesuatu yang masuk dari mulut dengan sengaja dapat membatalkan puasa, baik dalam bentuk padat maupun cair.

Maka itu, merokok juga tidak diperbolehkan saat berpuasa. Merokok pun telah terbukti berbahaya, baik ketika menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan maupun situasi normal saat pandemi COVID-19. 

Perokok berisiko memiliki penyakit paru atau mempunyai fungsi paru yang sudah rusak. Kondisi paru yang tidak sehat ini membuat para perokok lebih rentan terhadap komplikasi COVID-19 saat terinfeksi. Terlebih lagi, mereka juga lebih berisiko terhadap penularan virus. 

Pasalnya, pada saat seseorang merokok, jari-jari dan rokok yang mungkin terkontaminasi akan menyentuh bibir. Hal tersebut meningkatkan kemungkinan virus langsung masuk ke sistem pernapasan.

Perlu diketahui bahwa risiko perokok terhadap COVID-19 cukup tinggi karena virus bernama SARS-CoV-2 ini lebih sering menyerang sistem pernapasan, termasuk paru. 

Oleh karena itu sebaiknya ketika menjalankan ibadah puasa saat bulan Ramadan, seorang perokok dapat mengurangi hingga menghentikan kebiasaan buruk mereka. Hal ini bertujuan untuk melindungi kesehatan diri sendiri dan mengurangi risiko penyebaran. 

5. Memperhatikan kesehatan mental
Anemia puasa Ramadan
Pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan saat pandemi COVID-19 ternyata juga perlu memperhatikan kesehatan mental. Terlepas dari cara menjalankan yang mungkin sedikit berbeda di tahun ini, perlu diingat bahwa Anda masih dapat berkesempatan untuk beribadah dan berdoa dalam jarak jauh. 

Anda dan keluarga mungkin tidak dapat melakukan perjalanan mudik selama pandemi berlangsung. Namun, kemajuan teknologi membantu Anda untuk tetap terkoneksi dengan mereka yang ada di kampung halaman, bukan?

Terlebih lagi selama menjalani karantina di rumah mungkin akan ada masalah psikologis yang muncul. Entah karena tidak dapat keluar rumah dan bertemu dengan orang atau memiliki lingkungan rumah yang tidak sehat. Alias mengalami kekerasan dalam rumah tangga selama pandemi.

Maka itu, menjaga kesehatan mental ketika menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan saat pandemi tidak kalah pentingnya dengan memperhatikan kesehatan fisik. 

Ibadah puasa saat bulan Ramadan tahun ini akan berbeda dengan adanya pandemi COVID-19 yang membatasi pergerakan hampir semua masyarakat.

Namun, tidak ada salahnya tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk beribadah di rumah masing-masing demi diri sendiri dan orang yang Anda cintai.


Share:

Selasa, 21 April 2020

10 Cara Asyik Liburan #dirumahaja

10 Cara Asyik Liburan di Rumah
Karena wabah Corona, kita dihimbau untuk #dirumahaja. Nah, ini 10 tips supaya kamu tidak bosan berada di rumah.

berikut 10 cara anti bosan untuk menikmati waktu di rumah.

1. Cek wishlist destinasi yang belum kesampaian

Meski harus #dirumahaja, bukan berarti tidak bisa merencanakan liburan selanjutnya kan? Yuk lihat lagi destinasi yang ingin kamu tuju.

Jangan lupa hitung juga perkiraan bujet yang akan dihabiskan selama liburan biar bisa nabung lagi. Jadi, sewaktu-waktu keadaan sudah membaik, Anda bisa langsung berangkat deh

2. Sharing pengalaman traveling sama keluarga

Salah satu hal positif dari #dirumahaja adalah kita jadi bisa lebih dekat dengan keluarga di rumah. Di saat-saat seperti ini, bisa nih berbagi cerita dan pengalaman seru tentang berbagai hal seperti saat traveling, misalnya.

3. Bikin playlist lagu buat traveling

Aktivitas yang satu ini juga tak kalah penting, nih. Sambil mengisi waktu luang, bisa melihat aplikasi pemutar musik. Kemudian pilihlah beberapa lagu favorit, lalu buatlah playlist untuk momen liburan selanjutnya.

4. Edit foto traveling, lalu upload di medsos

Selama social distancing, kerinduan akan traveling seperti menikmati suasana pantai, mendaki gunung, atau hanya sekadar berjalan-jalan santai mengelilingi kota tampaknya bisa sedikit terbayar dengan melihat kembali foto-foto liburan sebelumnya. Edit saja foto-foto yang menyimpan kisah menarik, lalu mengunggahnya ke medsos.

5. Cari inspirasi traveling yang asyik

Sambil merencanakan traveling selanjutnya, Anda bisa mencari inspirasi tempat dan aktivitas yang asyik melalui medsos, website, atau blog khusus traveling. Sehingga kamu punya segudang informasi bagi Anda yang sedang mencari insight untuk memilih destinasi maupun kegiatan seru saat liburan nanti.

6. Sisihkan waktu untuk video chat bareng teman

Kalau sudah mulai merasa bosan di rumah, mungkin inilah saatnya Anda menghubungi beberapa teman atau kerabat melalui aplikasi instant messaging. Kita bisa memanfaatkan fitur video chat yang memungkinkan kita tetap bertatap muka secara online, lalu berbagi cerita bersama mereka.

7. Baca buku atau nonton film favorit

Kamu yang punya hobi tertentu, seperti membaca buku atau menonton film, kegiatan ini juga bisa dilakukan untuk mengatasi rasa bosan selama menjalani social distancing. Bagi pencinta traveling, bisa nih membaca buku-buku, seperti The Naked Traveler, The Geography of Bliss, atau 101 Travel Tips & Stories. Tonton juga film, seperti Eat Pray Love, The Secret Life of Walter Mitty, 5 cm, dan banyak lagi yang menarik lainnya.

8. Sempatkan olahraga yang ringan tapi fun

Walau #dirumahaja, bukan berarti kamu hanya bermalas-malasan. Agar selalu sehat, sempatkanlah waktu untuk berolahraga. Tidak perlu yang berat-berat, yang penting Anda melakukannya secara fun. Anda bisa melihat tutorial zumba dan yoga dari YouTube, atau sekadar berlari di treadmill sambil mendengarkan lagu atau menonton acara TV favorit.

9. Main Game Seru bareng Keluarga
Cara lain untuk menghempas rasa bosan selama di rumah adalah dengan bermain game bareng keluarga. Jika biasanya Anda hanya bermain game online, di saat seperti ini bisa memilih permainan yang melibatkan seluruh anggota keluarga. Sebut saja monopoli, ludo, scrabble, kartu UNO, UNO stacko, catur, dan tebak kata/gaya, bahkan permainan tradisional seperti petak umpet, bola bekel, dan congklak. Seru, kan!

10. Jangan Lupa Bersih-bersih Rumah

Selain kegiatan yang telah disebutkan di atas, salah satu yang terpenting dan tidak boleh ketinggalan selama di rumah adalah bersih-bersih. Jangan lupa untuk menyapu dan mengepel lantai secara rutin, kemudian menyemprotkan disinfektan atau antiseptik cair ke beberapa spot di rumah, seperti jendela, gagang pintu, dan meja.

Setelah itu, rapikan juga lemari pakaian dan sortir barang-barang yang sudah tidak digunakan lagi.



Share:

Minggu, 12 April 2020

Kenali Berbagai Jenis Bakteri Penyebab Diare

Berbagai Cara Untuk Mengobati dan Mengatasi Diare
Diare adalah salah satu keluhan kesehatan yang paling umum dirasakan. Diare ditandai dengan buang air besar secara terus menerus, tinja cair, dibarengi dengan rasa mulas pada bagian perut. Selain virus, diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri tertentu. Adapun bakteri penyebab diare ini ada beragam jenisnya. Apa saja bakteri yang menyebabkan diare dan bagaimana bakteri itu bisa sampai ke dalam tubuh? Berikut ulasannya.

Beragam bakteri penyebab diare
Umumnya, diare tidak berlangsung lama. Namun, diare yang berlangsung lama, bahkan hingga berminggu-minggu, bisa menjadi tanda adanya kondisi medis lain pada diri seseorang. Bila tidak ditangani dengan baik, diare yang akut ini bisa berpotensi mengancam jiwa.

Sebenarnya diare bisa disebabkan berbagai hal  seperti penggunaan obat-obatan tertentu, intoleransi terhadap laktosa atau fruktosa, mengonsumsi pemanis buatan, pascaoperasi, atau karena kondisi medis tertentu. Namun, penyebab yang paling sering terjadi selain virus yaitu bakteri.

Apa itu bakteri? Bakteri merupakan organisme kecil yang hidup di sekitar kita. Bakteri bisa hidup di air, tanah, benda, atau bahkan di makanan. Beberapa bakteri pun hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menyebabkan masalah.

Namun, ada pula beberapa bakteri yang bisa membuat seseorang sakit ketika masuk ke dalam tubuh, termasuk diare. Umumnya, bakteri penyebab flu perut (gastroenteritis) atau lebih awam dikenal dengan muntaber, bisa menjadi penyebab diare. Berikut beberapa jenis bakteri tersebut:

Escherichia coli atau E. coli

Terdapat ratusan jenis bakteri Escherichia coli atau E. coli. Sebagian besar hidup di dalam usus manusia dan hewan serta tidak berbahaya. Namun, ada beberapa jenis E. coli yang bisa membuat infeksi parah pada manusia.

Jenis E. coli yang berbahaya bisa muncul di beberapa makanan, seperti daging sapi giling. Bakteri E. coli yang selama ini hidup di sapi bisa tercampur ke daging giling. Alhasil, daging sapi yang kurang matang saat dimasak bisa mengontaminasi manusia.

Selain itu, bakteri E. coli pun bisa masuk ke tubuh manusia lewat air minum yang terkontaminasi limbah atau dari satu orang ke orang lain bila tidak mencuci tangan dengan baik. Bila bakteri ini sudah mengontaminasi manusia bisa menyebabkan diare.

Salmonella

Selain E. coli, bakteri penyebab diare yaitu salmonella. Salmonella adalah bakteri yang menginfeksi usus. Seseorang yang terkena diare akibat bakteri salmonella bisa membaik dalam beberapa hari, tetapi pada beberapa kasus, infeksi bakteri ini bisa sangat parah hingga harus dirawat di rumah sakit.

Tidak hanya diare, infeksi salmonella dapat menyebar dari usus ke alirah darah dan ke organ tubuh lainnya. Hal ini dapat menyebabkan kematian bila tidak segera ditangani.

Salmonella bisa mengontaminasi manusia melalui makanan yang sudah terkontaminasi kotoran hewan, seperti daging sapi, unggas, susu, atau telur. Selain itu, buah dan sayuran yang tidak dicuci dengan baik pun bisa terkontaminasi salmonella.

Hal yang perlu diwaspadai adalah memelihara beberapa jenis hewan, seperti reptil dan kura-kura, pun bisa menyebabkan terinfeksi salmonella hingga menjadi diare. Oleh karena itu, kebersihan sangatlah utama saat akan makan dan memegang hewan.

Shigella

Infeksi bakteri shigella disebut juga dengan shigellosis. Saat mengontaminasi manusia, bakteri shigella melepaskan racun yang dapat mengiritasi usus sehingga dapat menyebabkan diare.

Bakteri shigella dapat ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi kotoran. Infeksi bakteri shigella ini pun umumnya menyebabkan diare pada anak atau balita karena pada usia tersebut, anak sering memasukkan tangannya ke dalam mulut. Tangan yang tidak dicuci seusai mengganti popok bayi dan balita pun bisa menjadi salah satu penyebabnya.

Campylobacter

Infeksi kelompok bakteri campylobacter disebut juga dengan penyakit campylobacteriosis enterik. Bakteri ini menginfeksi usus kecil manusia dan bisa menyebabkan diare.

Bakteri campylobacter biasa ditemui di burung dan ayam. Saat disembelih, bakteri bisa beralih dari usus burung atau ayam ke otot-ototnya. Otot-otot inilah yang kemudian dimakan oleh manusia. Dengan demikian, bila daging burung atau ayam tidak dimasak dengan matang bisa berisiko menularkan ke manusia.

Vibrio cholerae

Infeksi bakteri vibrio cholerae disebut juga dengan penyakit kolera. Kolera adalah penyakit menular yang menyebabkan diare parah, bahkan bisa menimbulkan dehidrasi pada penderitanya. Bila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kematian.

Bakteri vibrio cholerae dapat menginfeksi manusia melalui makanan dan minuman yang dikonsumsinya. Makanan atau minuman tersebut terinfeksi melalui kotoran manusia yang mengidap kolera.

Sumber-sumber yang menjadi penularan bakteri ini biasanya, yaitu pasokan air atau es yang terinfeksi, makanan dan minuman yang dijual tanpa memerhatikan faktor kebersihan, sayuran yang ditanam dengan air yang mengandung kotoran manusia, ikan dan makanan laut mentah atau setengah matang yang ditangkap di perairan tercemar limbah.

Share:

PANDEMI CORANA, JEPANG TAMPUNG RIBUAN GELANDANGAN DI HOTEL

1158) Kamu Pernah Lihat Gelandangan Di Jepang? Inilah Sisi Negatif ...
Tokyo - Pemerintah Jepang memutuskan untuk menampung ribuan tunawisma setelah warung-warung internet di berbagai kota besar tutup akibat dampak wabah virus corona.
Sebelum wabah Covid-19 melanda, warnet-warnet tersebut merupakan tempat berlindung orang-orang yang tidak memiliki rumah. Alasannya, warnet-warnet itu buka 24 jam. Sebagian bahkan dilengkapi bilik pribadi, kamar mandi, dan hiburan, termasuk permainan komputer.

Namun, sejak terjadi wabah virus corona, semua warnet diperintahkan untuk tutup guna meminimalisasi penyebaran Covid-19.

Virus corona: Bisakah kita terkena Covid-19 dua kali?
Jumlah kematian akibat virus corona di AS tertinggi sedunia
Jumlah kematian melonjak, New York makamkan jenazah di kuburan massal
Jika dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya, Jepang memiliki jumlah tunawisma yang relatif rendah. Tercatat lebih dari 4.000 'pengungsi warnet' berada di Tokyo.

Sebagai solusi jangka pendek, sejumlah pemerintah daerah mengatakan mulai menampung mereka di kamar-kamar hotel dan berbagai bentuk akomodasi sementara.

Di Saitama, pihak berwenang mengubah gedung olahraga untuk mengakomodasi 200 orang tunawisma.

Kemudian di Tokyo, pemerintah setempat mengatakan dinas sosial bisa mengirim para tunawisma ke akomodasi sementara, sebagaimana dilaporkan Nikkei Asian Review.

Akan tetapi, menurut Kazuhiro Gokan, selaku konsultan kelompok penyokong tunawisma setempat, sejumlah orang ditolak menginap karena "kesalahpahaman di antara pengelola".

Hingga Senin (13/04) pagi WIB, jumlah kasus positif corona di Jepang mencapai 6.748 dengan kematian mencapai 108 orang.

Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa lonjakan kasus di Tokyo akhir-akhir ini bisa berujung pada wabah yang lebih besar.

Perdana Menteri Shinzo Abe sejauh ini telah mengumumkan keadaan darurat selama sebulan yang mencakup, Tokyo, Osaka, dan lima prefektur lain.

Para gubernur prefektur-prefektur ini berwenang menutup sekolah dan pertokoan, tapi tidak punya kewenangan hukum untuk memerintahkan warga tinggal di rumah.

Share:

Rabu, 08 April 2020

Ini Syarat Masker Kain Yang Baik

Menakar Efektivitas Masker untuk Cegah Virus Corona
Penggunaan masker dimaksudkan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang berasal dari droplet atau percikan air liur saat berbicara atau bersin.

Pemerintah telah melakukan himbauan kepada seluruh warga untuk menggunakan masker ketika keluar rumah. Namun, tidak menggunakan masker medis tetapi berbahan kain yang dapat diproduksi mandiri dan digunakan berulang-ulang.

Penggunaan masker ini dimaksudkan untuk menekan penyebaran Covid-19 yang berasal dari droplet atau percikan air liur saat berbicara atau bersin. Terkadang seseorang tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi, karena gejala yang dialami sangat ringan bahkan sama sekali tidak bergejala. Tetapi bagi yang rentang, karena usia lanjut dan memiliki penyakit bawaan, Covid-19 tetap berbahaya.

Kini banyak masker kain yang diproduksi dengan berbagai model, Anda tetap harus memperhatikan beberapa aspek agar masker tersebut layak digunakan. Berikut ini syarat masker kain yang direkomendasikan oleh CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS), seperti dilansir oleh Kumparan.com.

1. Menutup bagian tepi wajah dengan sempurna
Masker kain harus memiliki ukuran cukup lebar sehingga dapat menutupi bagian pangkal hidung serta sebagian besar pipi. Bentuk dan ukurannya bisa disesuaikan dengan model yang persis seperti masker bedah sekali pakai maupun yang bentuknya cenderung bulat seperti masker N95.

2. Memiliki tali pengikat atau karet telinga
Pengikat ke telinga dapat menggunakan tali atau karet. Pengikat harus dapat menjaga masker tetap berada di tempatnya selama Anda beraktivitas. Tali atau karet yang terlalu longgar berpotensi membuat Anda lebih banyak menyentuh wajah untuk memperbaiki posisi masker.

3. Terdiri dari beberapa lapis kain
Kain tentunya memiliki berbagai jenis dengan ketebalan dan kerapatan struktur serat kain yang berbeda-beda. Menggunakan masker yang terdiri dari beberapa lapis kain akan lebih aman menahan droplet. Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menyarankan masker kain minimal terdiri dari 3 lapis kain. Tentang materialnya, Johns Hopkins Medicine menyarankan untuk menggunakan kain katun 100%, alias kain katun yang ditenun tanpa campuran benang lain. Cirinya, kain ini tidak melar jika ditarik.

4. Tidak menghalangi jalan napas
Masker yang terlalu tebal juga tidak baik karena dapat menghalangi jalan napas. Coba terlebih dahulu masker kain pilihan Anda. Pastikan Anda masih bisa bernapas namun masker tetap menutupi bagian mulut dan hidung dengan sempurna.

5. Jika dicuci tidak berubah bentuk
Masker kain dapat digunakan secara berulang dengan syarat harus dicuci setelah memakainya. Namun, beberapa jenis kain akan mengalami perubahan bentuk jika bersinggungan dengan mesin cuci. Misalnya, kain bisa melonggar karena pusaran mesin atau sebaliknya bisa menciut karena mesin pengering. Jika setelah Anda cuci masker berubah bentuk, pilih bahan lain yang lebih kokoh.

Jika memungkinkan miliki beberapa masker kain yang dapat digunakan secara bergantian, apalagi jika ada yang sedang dicuci. Hindari melepasnya, menyimpannya ke dalam tas, lalu memakainya kembali.

Saat memakai masker, hindari menyentuh sisi bagian depan masker karena virus yang menempel di masker akan berpindah ke tangan. Saat melepas masker, lakukan dengan cara melepas bagian tali pengikat atau karet telinga tanpa menyentuh permukaan masker. Jangan lupa untuk mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan setelah menggunakan masker.

Perlu diingat pula, masker kain bukanlah sarana pencegahan utama dari penularan virus corona. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta melakukan physical distancing, jaga jarak dua meter, tetap merupakan cara paling efektif melindungi diri dari virus Corona. Namun, jika Anda masih harus bekerja di area publik, dan khawatir berpotensi menjadi carrier (pembawa) virus Corona bagi orang di sekitar, maka menggunakan masker kain bisa menjadi pilihan.

Share:

Sabtu, 04 April 2020

Hindari Hal ini, Agar Imun Tubuh Tidak Menurun

Saat social distancing yang mengharuskan kita berada di rumah, membuat ritme hidup menjadi berubah. Namun, jangan lakukan hal berikut agar imun tubuh tidak turun.

Social distancing dengan tinggal di rumah dan menjaga kebersihan, baik tangan maupun rumah merupakan usaha agar kita tidak terpapar Covid-19. Namun, menjaga Imun tubuh yang kuat menjadi salah satu senjata utama dalam memerangi infeksi virus corona.

Kita sudah sangat sering mendengar bagaimana memperkuat imun tubuh. Sebut saja dengan makan sayuran, berjemur di bawah sinar matahari, konsumsi Vitamin C, bahkan minum empon-empon (jahe, kunyit, temulawak, dan sebagainya). Hanya saja Social distancing dengan mengharuskan kita di rumah, membatasi diri berinteraksi dengan orang lain, kadang malah membuat imunitas tubuh menjadi menurun.

Nah, ini ada beberapa hal yang harus kita hindari agar tidak menurunkan imunitas tubuh:

1. Mager alias Malas Gerak
Penerapan social distancing membuat kita harus lebih banyak di rumah. Berkerja di rumah, belajar di rumah dan beribadah di rumah. Hal ini membuat aktivitas tubuh menjadi berkurang. Menurut Dokter Andi Kurniawan, spesialis kedokteran olahraga, seperti dilansir CNNIndonesia.com, work from home atau kerja dari rumah identik dengan sedentary lifestyle, kurang gerak. Malas gerak (mager) berisiko meningkatkan berat badan dan bisa menurunkan kekebalan tubuh. “Kita kurang gerak malah menurunkan imun kita sehingga meningkatkan risiko infeksi,” kata Andi.

Oleh karena itu dianjurkan untuk melakukan olahraga dengan intensitas sedang. Dengan begitu hormon stres akan terlepas sehingga menurunkan inflamasi, microbial killing, juga meningkatkan sitokin atau sel imunitas tubuh.

2. Konsumsi Gula Berlebih
Di rumah terus ada kecenderungan kegiatan makan menjadi bertambah. Apabila tidak dikendalikan, membuat gula yang masuk ke tubuh menjadi berlebih. Kekebalan tubuh berhubungan dengan mikroflora usus. Menurut Rita Ramayulis, Ahli gizi, masih dikutip dari CNNIndonesia.com, menjelaskan keseimbangan bakteri baik maupun bakteri jahat di usus berperan penting dalam pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Akan tetapi salah satu kebiasaan yang bisa menurunkan mikroflora usus ialah konsumsi gula berlebih. Dia menganjurkan konsumsi gula di bawah 5 persen dari energi total atau jika dihitung sekitar 26 gram.

“Kita enggak bisa tutup mata dengan kuliner kekinian. Kita hitung-hitungan gulanya, ternyata luar biasa. Gula ini disukai bakteri jahat dan bisa menekan jumlah bakteri baik, kemampuan sel darah putih jadi lemah,” kata Rita.

3. Tidak Terkena Sinar Matahari
Sudah banyak yang mengatakan bahwa untuk sinar matahari baik untuk kekebalan tubuh. Oleh karena itu, himbauan untuk tetap di rumah, bukan berarti tidak keluar rumah sama sekali. Sebaiknya sesekali keluar rumah untuk memperoleh paparan sinar matahari. Sinar matahari mendukung produksi vitamin D yang berguna untuk kekebalan tubuh. Sinar matahari di pukul 10.00-14.00 baik untuk kekebalan tubuh dan cukup dilakukan 10-15 menit.

4. Stres
Melihat situasi yang terjadi saat ini wajar apabila kita khawatir. Hal ini bisa memicu stres, namun harus diingat stres dapat membuat imun tubuh kita menjadi menurun. Ketika stres dan panik tubuh akan melepaskan kortisol ke aliran darah (lihat Kontan.com). Kondisi ini bisa menekan sistem imun pada tubuh dan membuat kita menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Jika berada dalam situasi stres, cara terbaik adalah mencoba keluar dari situasi tersebut dan beribadah, untuk menenangkan syaraf Anda. 

5. Begadang
Banyak waktu di rumah membuat kita dapat melakukan banyak hal. Bermain bersama anak-anak disiang hari dan mengerjakan pekerjaan di malam hari. Atau menghabiskan waktu menonton film dihingga larut malam. Perlu diingat, kita memerlukan tidur 6-8 jam sehari.  Tubuh memerlukan waktu membangun kekuatan untuk mengatasi peradangan dan infeksi, itu dilakukan selama kita tidur. Durasi tidur memang berbeda bagi setiap orang. Namun, ketika tubuh sudah menunjukkan tanda-tanda kelelahan, sebaiknya beristirahat.  Untuk membantu lebih mudah tidur di malam hari, simpanlah peralatan digital apapun satu jam sebelum tidur.

Share:
^^SELAMAT DATANG DI SITUS UPDATE TERUS, NIKMATI BERITA WAWASAN, HIBURAN, GAME, CERITA SEX DAN BANYAK LAGI YANG LAINNYA, SEMOGA KALIAN SEMUA BISA TERHIBUR DAN MENIKMATINYA ^^

LIST DAFTAR JUDI ONLINE IDN PKV & BOLA

AGEN JUDI ONLINE IDNPLAY, POKER V DAN CASINO TERPERCAYA

WEBSITE DEPOSIT WITHDRAW LINK
INDOWIN99 Min 25.000 Min 50.000 LINK
MASTERPOKER99 Min 25.000 Min 50.000 LINK
INDOWINBOLA Min 25.000 Min 50.000 LINK
INDOWINPOKER Min 10.000 Min 25.000 LINK

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.