Join sekarang Juga

Banyak promo hadiah tanpa di undi

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Rabu, 30 September 2020

Hadiah Terindah Dari Sahabat Di Bulan Maret


Aku punya sahabat namanya Sintya kami jarang bertemu atau berjumpa sejak kami sudah berkeluarga hingga anak kami bertumbuhya dewasa tapi kami selalu telpon atau sms menanyakan kabar jadi jalinan persahabatan kami masih berlanjut sampai sekarang, ada saja yang kami bicarakan dari tanya kabar anaknya, orang tuaya dan lain sebagainya.

Pada hari sabtu pagi Sintya menelponku katanya dia habis pulang dari Magelang kota kelahirannya dia membawakan oleh oleh kecil untuk keluargaku.

Katanya Anaknya yang bernama Robby akan mengahantarkan oleh olehnya kerumahku kalau aku tidak keluar,Ah terimakasih Sintya sudah mengasih oleh oleh. Pasti dia membawa gethuk kesukaanku khas makananmagelang, Aku pun tidak keluar menunggu kedatangan Robby kerumahku, yang mana hampir 15 tahun aku tidak pernah melihat Robby.

Malam itu Datanglah yang memakai mobil Jeep masuk kedalam rumahku, kuintip dari jendela. Dua orang anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Robby datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak Sintya. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Robby naik ke teras rumah “Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Marta. Kenalin ini Ambon teman saya, Tante”. Robby menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka.

Oleh-oleh Sintya dan langsung Aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihat anak Sintya yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini.

Demikian pula si Donny emannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka Aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang Aku lakukan, saat Aku jalan, saat Aku ngomong, saat Aku mengambil sesuatu.

Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam Aku ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah seksual. Dan si Robby sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya.

Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang Aku senang dengan mereka berdua. Dan tiba-tiba Aku merasa berlAku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga teman-temanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal.

Dan kini naluri genit macam itu tiba-tiba kembali hadir Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh gairah yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku.

Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak gairah mengingat masa laluku itu.

“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar Robby. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini.

Dan Aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Robby ini demen menikmati penampilanku. Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 42 Aku tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang suka merawat tubuhku sejak muda.

Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagian-bagian tubuhku. Kalau Aku jalan sama Oke, suamiku, banyak yang mengira Aku anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang.

Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga Aku tersipu walaupun dipenuhi rasa bangga dalam hatiku.

Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba Aku ada ide untuk menahan kedua anak ini.

“Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara Aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, Aku tawarkan makan siang pada mereka.

Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Aku tahu mata Donny ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi.

Si Robby ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer Aku ke dapur mempersiapkan masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Robby, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”.

“Apanya yang jauh?, Aku tahu maksud pertanyaan Donny.

“Iya, Tante pantesnya se-umur dengan teman-temanku”.

“Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Robby”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

“Tante hobbynya apa?”.

“Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”.

“Ooo, pantesan”.

“Apa yang pantesan?”, sergapku.

“Pantesan body Tante masih mulus banget”.

Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring Aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku. Tetapi Aku tak akan pernah menyesal akan giringan Donny ini.

Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., libidoku muncul terdongkrak. Setapak demi setapak Aku merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke Aku dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.

“Ah, mata kamu saja yang keranjang”, jawabku yang langsung membuatnya tergelak-gelak.

“Papa kamu, ya, yang ngajarin?, lanjutku.

“Ah, Tante, masak kaya gitu aja mesti diajarin”.

Ah, cerdasnya anak ini, kembali Aku merasa tergiring dan akhirnya terjebak oleh pertanyaanku sendiri.

“Memangnya pinter dengan sendirinya?”, lanjutku yang kepingin terjebak lagi.

“Iya, dong, Tante. Aku belum pernah dengar ada orang yang ngajari gitu-gitu-an”.

Ah, kata-kata giringannya muncul lagi, dan dengan senang hati kugiringkan diriku.

“Gitu-gituan gimana, sih, Don sayang?”, jawabku lebih progresif.

“Hoo, bener sayang, nih?”, sigap Donny.

“Habis kamu bawel, sih”, sergahku.

“Sudah sana, temenin si Robby tuh, n’tar dia kesepian”, lanjutku.

“Si Robby, mah, senengnya cuma nonton”, jawabnya.

“Kalau kamu?”, sergahku kembali.

“Kalau saya, action, Tante sayang”, balas sayangnya.

“Ya, sudah, kalau mau action, tuh ulek bumbu tumis di cobek, biar masakannya cepet mateng”, ujarku sambil memukulnya dengan manis.

“Oo, beres, Tante sayang”, dia tak pernah mengendorkan serangannya padaku.

Kemudian dia menghampiri cobekku yang sudah penuh dengan bumbu yang siap di-ulek. Beberapa saat kemudian Aku mendekat ke dia untuk melihat hasil ulekannya.

“Uh, baunya sedap banget, nih, Tante. Ini bau bumbu yang mirip Tante atau bau Tante yang mirip bumbu?”.

Kurang asem, kreatif banget nih anak, sambil ketawa ngakak kucubit pinggangnya keras-keras hingga dia aduh-aduhan. Seketika tangannya melepas pengulekan dan menarik tanganku dari cubitan di pinggangnya itu.

Saat terlepas tangannya masih tetap menggenggam tanganku, dia melihat ke matAku. Ah, pandangannya itu membuat Aku gemetar. Akankah dia berani berbuat lebih jauh? Akankah dia yakin bahwa Aku juga merindukan kesempatan macam ini? Akankah dia akan mengisi gejolak hausku? Petualanganku? Gairah gairahku?

Aku tidak memerlukan jawaban terlampau lama. Bibir Donny sudah mendarat di bibirku. Kini kami sudah berpagutan dan kemudian saling melumat. Dan tangan-tangan kami saling berpeluk. Dan tanganku meraih kepalanya serta mengelusi rambutnya.

Dan tangan Donny mulai bergeser menerobos masuk ke blusku. Dan tangan-tangan itu juga menerobosi BH-ku untuk kemudian meremasi payudarAku. Dan Aku mengeluarkan desahan nikmat yang tak terhingga. Nikmat kerinduan gairah menggauli anak muda yang seusia anakku, 22 tahun di bawah usiaku.

“Tante, Aku gairah banget lihat body Tante. Aku pengin menciumi body Tante. Aku pengin menjilati body Tante. Aku ingin menjilati kemaluan Tante. Aku ingin ngentot Tante”.

Ah, binalnya mulutnya. Kata-kata binal Donny melahirkan sebuah sensasi erotik yang membuat Aku menggelinjang hebat. Kutekankan selangkanganku mepet ke selangkangnnya hingga kurasakan ada jendolan panas yang mengganjal. Pasti kemaluan Donny sudah ngaceng banget.

Kuputar-putar pinggulku untuk merasakan tonjolannya lebih dalam lagi. Donny mengerang.Dengan tidak sabaran dia angkat dan lepaskan blusku. Sementara blus masih menutupi kepalAku bibirnya sudah mendarat ke ketiakku.

Dia lumati habis-habisan ketiak kiri kemudian kanannya. Aku merasakan nikmat di sekujur urat-uratku. Donny menjadi sangat liar, maklum anak muda, dia melepaskan gigitan dan kecupannya dari ketiak ke dadaku.

Dia kuak BH-ku dan keluarkan buah dadaku yang masih nampak ranum. Dia isep-isep bukit dan pentilnya dengan penuh gairah. Suara-suara erangannya terus mengiringi setiap sedotan, jilatan dan gigitannya.

Sementara itu tangannya mulai merambah ke pahaku, ke selangkanganku. Dia lepaskan kancing-kancing kemudian dia perosotkan hotpants-ku. Aku tak mampu mengelak dan Aku memang tak akan mengelak.

Gairahku sendiri sekarang sudah terbakar hebat. Gelombang dahsyat gairahku telah melanda dan menghanyutkan Aku. Yang bisa kulakukan hanyalah mendesah dan merintih menanggung derita dan siksa nikmat gairahku.

Begitu hotpants-ku merosot ke kaki, Donny langsung setengah jongkok menciumi celana dalamku. Dia kenyoti hingga basah kuyup oleh ludahnya. Dengan gairah besarnya yang kurang sabaran tangannya memerosotkan celana dalamku. Kini bibir dan lidahnya menyergap kemaluan, bibir dan kelentitku. Aku jadi ikutan tidak sabar.

“Donny, Tante udah gatal banget, nih”.

“Copot dong celanamu, Aku pengin menciumi kamu punya, kan”.

Dan tanpa protes dia langsung berdiri melepaskan celana panjang berikut celana dalamnya. kemaluannya yang ngaceng berat langsung mengayun seakan mau nonjok Aku. Kini Aku ganti yang setengah jongkok, kukulum kemaluannya.

Dengan sepenuh gairahku Aku jilati ujungnya yang sobek merekah menampilkan lubang kencingnya. Aku merasakan precum asinnya saat Donny menggerakkan pantatnya ngentot mulutku. Aku raih pahanya biar arah kemaluannya tepat ke lubang mulutku.

“Tante, Aku pengin ngentot kemaluan Tante sekarang”. Aku tidak tahu maunya, belum juga Aku puas mengulum kemaluannya dia angkat tubuhku. Dia angkat satu kakiku ke meja dapur hingga kemaluanku terbuka. Kemudian dia tusukkannya kemaluannya yang lumayan gede itu ke kemaluanku.

Aku menjerit tertahan, sudah lebih dari 3 bulan Oke, suamiku nggak nyenggol-nyenggol Aku. Yang sibuklah, yang rapatlah, yang golflah. Terlampau banyak alasan untuk memberikan waktunya padaku.

Kini kegatalan kemaluanku terobati, Kocokkan kemaluan Donny tanpa kenal henti dan semakin cepat. Anak muda ini maunya serba cepat. Aku rasa sebentar lagi air maninya pasti muncrat, sementara Aku masih belum sepenuhnya puas dengan entotannya.

Aku harus menunda agar gairah Donny lebih terarah. Aku cepat tarik kemaluanku dari tusukkannya, Aku berbalik sedikit nungging dengan tanganku bertumpu pada tepian meja. Aku pengin dan mau Donny nembak kemaluanku dari arah belakang. Ini adalah gaya favoritku.

Biasanya Aku akan cepat orgasme saat dientot suamiku dengan cara ini. Donny tidak perlu menunggu permintaanku yang kedua. kemaluannya langsung di desakkan ke kemaluanku yang telah siap untuk melahap kemaluannya itu.

Nah, Aku merasakan enaknya kemaluan Donny sekarang. Pompaannya juga lebih mantab dengan pantatku yang terus mengimbangi dan menjemput setiap tusukan kemaluannya. Ruang dapur jadi riuh rendah.

Selintas terpikir olehku, di mana si Robby. Apakah dia masih berkutat dengan komputernya? Atau dia sedang mengintip kami barangkali? Tiba-tiba dalam ayunan kemaluannya yang sudah demikian keras dan berirama Donny berteriak.

“Dang, Robby, ayoo, bantuin Aku .., Dang..”.

Ah, kurang asem anak-anak ini. Jangan-jangan mereka memang melakukan konspirasi untuk menyetubuhiku saat ada kesempatan disuruh mamanya untuk mengirimkan oleh-oleh itu. Kemudian kulihat Robby dengan tenangnya muncul menuju ke dapur dan berkata ke Donny.

“Aku kebagian apanya Don?’

“Tuh, lu bisa ngentot mulutnya. Dia mau kok”.

Duh, kata-kata binal yang mereka ucapkan dengan kesan seolah-olah Aku ini hanya obyek mereka. Dan anehnya ucapan-ucapan yang sangat tidak santun itu demikian merangsang gairah gairahku, sangat eksotik dalam khayalku. Aku langsung membayangkan seolah-olah Aku ini anjing mereka yang siap melayani apapun kehendak pemiliknya.

Aku melenguh keras-keras untuk merespon gaya mereka itu. Kulihat dengan tenangnya Robby mencopoti celananya sendiri dan lantas meraih kepalAku dengan tangan kirinya, dijambaknya rambutku tanpa menunjukkan rasa hormat padaku yang adalah teman mamanya itu.

Untuk kemudian ditariknya mendekat ke kemaluannya yang telah siap dalam genggaman tangan kanannya.

kemaluan Robby nampak kemerahan mengkilat. Kepalanya menjamur besar diujung batangnya.

Saat bibirku disentuhkannya aroma kemaluannya menyergap hidungku yang langsung membuat Aku kelimpungan untuk selekasnya mencaplok kemaluan itu. Dengan penuh kegilaan Aku lumati, jilati kulum, gigiti kepalanya, batangnya, pangkalnya, biji pelernya.

Tangan Robby terus mengendalikan kepalAku mengikuti keinginannya. Terkadang dia buat maju mundur agar mulutku memompa, terkadang dia tarik keluar kemaluannya menekankan batangnya atau pelirnya agar Aku menjilatinya.

Duh, Aku mendapatkan sensasi kenikmatan seksualku yang sungguh luar biasa. Sementara di belakang sana si Donny terus menggenjotkan kemaluannya keluar masuk menembusi kemaluannya sambil jari-jarinya mengutik- utik dan disogok-sogokkannya ke lubang pantatku yang belum pernah Aku mengalami cara macam itu. Oke, suamiku adalah lelaki konvensional.

Saat dia menggauliku dia lakukan secara konvensional saja. Sehingga saat Aku merasakan bagaimana perbuatan teman dan anak sahabatku ini Aku merasakan adanya sensasi baru yang benar-benar hebat melanda Aku.

Kini 3 lubang erotis yang ada padaku semua dijejali oleh gairah gairah mereka. Aku benar-benar jadi lupa segala-galanya. Aku mengenjot-enjot pantatku untuk menjemputi kemaluan dan jari-jari tangan Donny dan mengangguk-anggukkan kepalAku untuk memompa kemaluan Robby.

“Ah, Tante, mulut Tante sedap banget, sih. Enak kan, kemaluanku. Enak, kan? Sama kemaluan Oom enak mana?

N’tar Tante pasti minta lagi, nih”

Dia percepat kendali tangannya pada kepalAku. Ludahku sudah membusa keluar dai mulutku. kemaluan Robby sudah sangat kuyup. Sesekali Aku berhenti sessat untuk menelan ludahku.

Tiba-tiba Donny berteriak dari belakang, “Aku mau keluar nih, Tante. Keluarin di memok atau mau diisep, nih?”.

Ah, betapa nikmatnya bisa meminum air mani anak-anak ini. Mendengar teriakan Donny yang nampak sudah kebelet mau muncratkan air maninya, Aku buru-buru lepaskan kemaluan Robby dari mulutku. Aku bergerak dengan cepat jongkok sambil mengangakan mulutku tepat di ujung kemaluan Donny yang kini penuh giat tangannya mengocok-ocok kemaluannya untuk mendorong agar air maninya cepat keluar.

Kudengar mulutnya terus meracau, “Minum air maniku, ya, Tante, minum ya, minum, nih, Tante, minum ya, makan air maniku ya, Tante, makan ya, enak nih, Tante, enak nih air maniku, Tante, makan ya..”.

Air mani Donny muncrat-muncrat ke wajahku, ke mulutku, ke rambutku. Sebagian lain nampak mengalir di batang dan tangannya. Yang masuk mulutku langsung Aku kenyam-kenyam dan kutelan. Yang meleleh di batang dan tanganannya kujilati kemudian kuminum pula.

Kemudian dengan jari-jarinya Donny mengorek yang muncrat ke wajahku kemudian disodorkannya ke mulutku yang langsung kulumati jari-jarinya itu. Ternyata saat Robby menyaksikan apa yang dikerjakan Donny dia nggak mampu menahan diri untuk mengocok-ocok juga kemaluannya.

Dan beberapa saat sesudah kemaluan Donny menyemprotkan air maninya, menyusul kemaluan Robby memuntahkan banyak air maninya ke mulutku.

Aku menerima semuanya seolah-olah ini hari pesta ulang tahunku. Aku merasakan rasa yang berbeda, air mani Donny serasa madu manisnya, sementara air mani Robby sangat gurih seperti air kelapa muda.

Dasar anak muda, gairah mereka tak pernah bisa dipuaskan. Belum sempat Aku istirahat mereka mengajak Aku ke ranjang pengantinku. Mereka nggak mau tahu kalau Aku masih mengagungkan ranjang pengantinku yang hanya Oke saja yang boleh ngentot Aku di atasnya. Setengahnya mereka menggelandang Aku memaksa menuju kamarku.

Aku ditelentangkannya ke kasur dengan pantatku berada di pinggiran ranjang. Robby menjemput satu tungkai kakiku yang dia angkatnya hingga nempel ke bahunya.

Dia tusukan kemaluannya yang tidak surut ngacengnya sesudah sedemikian banyak menyemprotkan air mani untuk menyesaki kemaluanku, kemudian dia pompa kemaluanku dengan cepat kesamping kanan, kiri, ke atas, ke bawah dengan penuh irama.

Aku merasakan ujungnya menyentuh dinding rahimku dan Aku langsung menggelinjang dahsyat. Pantatku naik turun menjemput tusukan-tusukan kemaluan legit si Robby. Sementara itu Donny menarik tubuhku agar kepalAku bisa menciumi dan mengisap kemaluannya. Kami bertiga kembali mengarungi samudra nikmatnya gairah yang nikmatnya tak terperi.

Hidungku menikmati banget aroma yang menyebar dari selangkangan Donny. Jilatan lidah dan kuluman bibirku liar melata ke seluruh kemaluan Donny.

Kemudian untuk memenuhi kehausanku yang amat sangat, paha Donny kuraih ke atas ranjang sehingga satu kakinya menginjak ke kasur dan membuat posisi pantatnya menduduki wajahku. Dengan mudah tangan Donny meraih dan meremasi susu-susu dan pentilku.

Sementara hidungku setengah terbenam ke celah pantatnya dan bibirku tepat di bawah akar pangkal kemaluannya yang keras menggembung.

Aku menggosok-gosokkan keseluruhan wajahku ke celah bokongnya itu sambil tangan kananku ke atas untuk ngocok kemaluan Donny. Duh, Aku kini tenggelam dalam aroma nikmat yang tak terhingga. Aku menjadi kesetanan menjilati celah pantat Donny.

Aroma yang menusuk dari pantatnya semakin membuat Aku liar tak terkendali. Sementara di bawah sana Robby yang rupanya melihat bagaimana Aku begitu liar menjilati pantat Donny langsung dengan buasnya menggenjot kemaluanku. Dia memperdengarkan racauan nikmatnya, “Tante, kemaluanmu enak, Tante, kemaluanmu Aku entot, Tante, kemaluanmu Aku entot, ya, enak, nggak, heh?, Enak ya, kemaluanku, enak Tante, kemaluanku?”. 

Aku juga membalas erangan, desahan dan rintihan nikmat yang sangat dahsyat. Dan ada yang rasa yang demikian exciting merambat dari dalam kemaluanku.

Aku tahu orgasmeku sedang menuju ke ambang puncak kepuasanku. Gerakkanku semakin menggila, semakin cepat dan keluar dari keteraturan. Kocokkan tanganku pada kemaluan Donny semakin kencang. Naik-naik pantatku menjemputi kemaluan Robby semakin cepat, semakin cepat, cepat, cepat, cepat.

Dan teriakanku yang rasanya membahana dalam kamar pengantinku tak mampu kutahan, meledak menyertai bobolnya pertahanan kemaluanku. Cairan gairahku tumpah ruah membasah dab membusa mengikuti batang kemaluan yang masih semakin kencang menusukki kemaluanku.

Dan Aku memang tahu bahwa Robby juga hendak melepas air maninya yang kemudian dengan rintihan nikmatnya akhirnya menyusul sedetik sesudah cairan gairahku tertumpah. Kakiku yang sejak tadi telah berada dalam pelukannya disedoti dan gigitinya hingga meninggalkan cupang-cupang kemerahan.

Sementara Donny yang sedang menggapai menuju puncak pula, meracau agar Aku mempercepat kocokkan kemaluannya sambil tangannya keras-keras meremasi buah dadaku hingga Aku merasakan pedihnya. Dan saat puncaknya itu akhirnya datang, dia lepaskan genggaman tanganku untuk dia kocok sendiri kemaluannya dengan kecepatan tinggi hingga air maninya muncrat semburat tumpah ke tubuhku.

Aku yang tetap penasaran, meraih batang yang berkedut-kedut itu untuk kukenyoti, mulutku mengisap-isap cairan maninya hingga akhirnya segalanya reda. Jari-jari tanganku mencoleki air mani yang tercecer di tubuhku untuk Aku jilat dan isap guna mengurangi dahaga gairahku.

Sore harinya, walaupun Aku belum sempat merasakan getuk kirimannya yang kini berada dalam lemari esku dengan penuh semangat dan terima kasih Aku menelepon Sintya.

“Wah, terima kasih banget atas kirimannya, ya. Karena sudah lama Aku tidak merasakannya, huh, nikmat banget rasanya. Ada gurihnya, ada manisnya, ada legitnya”, kataku sambil selintas mengingat kenikmatan yang Aku raih dari Robby anaknya dan Donny temannya.

tertawa senang sambil menjawab, “Nyindir, ya. Memangnya kerajinan tanduk dari Pucang (sebuah desa di utara Magelang yang menjadi pusat kerajinan dari tanduk kerbau) itu serasa getuk kesukaanmu itu.

N’tar deh kalau Aku pulang lagi, kubawakan sekeranjang getukmu”.

Aku tersedak dan terbatuk-batuk. Mati Aku, demikian pikirku. Ternyata bingkisan dalam kulkas itu bukan getuk kesukaanku.
Share:

Minggu, 20 September 2020

11 Tanaman Penjernih Udara Cocok Ditaruh di Kamar, Tidur Jadi Nyenyak!

Oksigen yang dihasilkan tanaman bisa membuat tidurmu pulas

Kamar tidur menjadi ruangan yang paling lama ditinggali ketika sedang berada di rumah, jadi kenyamanan ruangan ini sangat perlu diperhatikan. Memberikan tanaman indoor dalam kamar tidur bisa menjadi salah satu cara untuk memberikan rasa nyaman lho.

Dari laman Trends in Plant Science, tanaman indoor terbukti ampuh memperbaiki kualitas oksigen di dalam rungan. Nah kualitas oksigen yang baik ini bisa membuat kamu menjadi rileks dan nyaman. Selain itu, oksigen juga bisa membuat tidur malam semakin nyenyak.

1. Pothos termasuk jenis tanaman yang dapat memperbaiki kualitas udara dalam ruangan. 

Pothos termasuk jenis tanaman yang dapat memperbaiki kualitas udara dalam ruangan.  Kamu bisa menaruh tanaman hias ini di meja nakas atau pun sebagai tanaman gantung. 

2. Sanseivera (lidah mertua)
Tanaman hias ini memang sudah dikenal lama sebagai penghasil oksigen yang sangat mudah dipelihara. Untuk memeliharanya, kamu hanya membutuhkan area dengan cahaya yang cukup dan menyiramnya dengan sedikit air. Mudah 'kan?

3. Monstera
Saat ini monstera sedang dicintai oleh para penikmat tanaman hias. Bentuk daunnya yang unik, perawatan yang mudah, dan bisa menjernihkan udara membuat monstera layak menjadi tanaman hias favorit. 

4. Anthurium
Anthurium menjadi salah satu tanaman bunga indoor yang disukai pecinta tanaman. Dikenal kuat, bunga anthurium bisa bertahan sampai 8 minggu lho. Untuk perawatan yang maksimal, kamu hanya memerlukan ruangan dengan cahaya dan kelembapan yang tinggi. 

5. Dracaena
Dracaena mempunyai daun yang ramping dan meninggi hingga cocok ditaruh di kamar yang tidak terlalu lebar. Meski pun begitu, tinggi tanaman ini bisa mencapai satu meter lho. 

6. Heartleaf philonderon 
Daunnya yang berbentuk hati membuat heartleaf philenderon terlihat cantik di kamar tidurmu. Cobalah menaruh tanaman hias ini di atas nakas atau rak buku, pasti kamar tidur makin terlihat nyaman deh!

7. Aglonema
Diminati oleh banyak orang, kecantikan aglonema memang tidak bisa dipandang sebelah mata. Kamu bisa memilih aglonema berdaun merah atau perak untuk memperindah kamar tidurmu. 

8. Lady palm
Lady palm bisa membuat ruangan terasa lebih sejuk di kamar dengan cahaya yang terang. Untuk pertumbuhan yang maksimal, kamu bisa menempatkan lady palm ini di dekat jendela yang menghadap timur dan beri penyiraman secukupnya. 

9. Lavender
Bunganya yang berwarna ungu dan berukuran mungil memang terlihat manis jika ditaruh di samping tempat tidur. Gak hanya enak dilihat, aroma lavender yang lembut ini juga dapat mengusir nyamuk lho.

Namun ingat ya, tanaman lavender tetap membutuhkan cahaya matahari langsung. Biasanya hal ini ditandai dengan warna bunganya yang memudar. Jika kamu melihat bunga lavender berwarna ungu pucat, pindahkanlah tanaman ini di luar rumah hingga warna bunga menjadi lebih cerah. Jika warnanya sudah cerah, kamu bisa memasukkan lavender ke dalam kamar tidur lagi.  

10. ZZ plant
ZZ (Zamioculas Zamiifolia) plant adalah tanaman indoor yang mentolerir cahaya rendah dan penyiraman yang tidak teratur. Daunnya yang ramping, tegas, dan mengkilap menjadikan ZZ plant sebagai tanaman hias yang pas ditaruh di atas lantai kosong atau meja. 
 
11. Lucky bamboo
Seperti namanya, lucky bamboo dianggap membawa rejeki, keberuntungan, dan pesona bagi siapa pun yang merawatnya. Tanaman hias yang dikenal kuat ini bisa beradaptasi dengan baik pada kondisi ruangan dengan cahaya yang rendah. 

Bukan cuma mempercantik ruangan dan mudah dirawat, tanaman-tanaman indoor di atas dapat digunakan sebagai penjernih udara dalam kamar tidur. 

Share:

Senin, 07 September 2020

Ngentot Dengan Tubuh Lisa Yang Seksi

Pada waktu itu saya punya seorang teman bernama Dayat, tetapi dia memiliki seorang saudari cantik yang cantik bernama Lisa. Adik perempuan Lisa sangat seksi, terutama ketika Anda mengenakan seragam sekolah menengah, dan dia mengiler di bagian tubuh yang berlekuk, dengan payudara besar yang sering saya curi mencuri, ketika berbicara kepada saya Dia selalu berbau, hatiku selalu membayangkan menjadi erotis. Dia tidak pernah memikirkanku tentang wanita lain.

Tubuhnya sebenarnya biasa-biasa saja, tidak terlalu tinggi dan proporsional. Dan sekarang, jika orang mengatakan, tubuhnya sensual, dan jelas bahwa lekuk tubuhnya muncul ketika dia mengenakan pakaian

Rambut sebahu dengan payudara sedikit lebih besar dari rata-rata dan ke atas. Ketika saya bermain di rumah Dayat, ayah Lisa sedang memperbaiki mobil di taman di depan rumah Lisa. Kami semua melihat mesin mobil. Saya tidak sengaja berdiri di sebelah Lisa. Dia ada di sebelah kanan saya Saat itu, Lisa mengenakan gaun tidur dalam bentuk celana pendek dan atasan.

Warnanya berkisar dari sangat biru muda sampai hampir putih, dan ornamen bunga kecil juga biru muda. Lengan bajunya adalah tunggul dan dilengkapi dengan renda putih manis yang pas di tepi lengan bajunya Jadi pakaiannya piyama, jadi pinggangnya longgar. Bagian bawah juga dalam bentuk celana pendek longgar, warna yang sama dengan bagian atas bahan yang sama.Karena semua orang melihat mesin mobil, tidak ada yang melihat saya. Pada saat itu, saya melihat Lisa dan melihat dada Lisa dari celah di bawah ketiak Lisa. Tinggi badan saya pada usia itu persis seperti dada Lisa.

Dia tidak menggunakan BH pada waktu itu. Putingnya berwarna cokelat dan terlihat jelas melalui celah-celah karena lengan baju yang kendur. Hampir semua dada Lisa di sebelah kiri benar-benar terlihat.

Tentu saja dia tidak menyadarinya. Suatu kali kami menonton TV bersama di ruang tamu. Saya duduk di sofa untuk satu orang menghadap TV secara langsung.Dan Lisa sedang duduk di sofa panjang di sisi kiri TV depan kiriku. Saya bisa menonton TV dengan segera, tetapi mereka yang duduk di sofa panjang perlu memutar tubuh mereka ke kiri untuk menonton TV. Ini karena sofa panjang menghadap ke arah yang berlawanan.

Lisa akhirnya memutuskan untuk menjadi rentan saat menonton TV. Karena itu mudah dalam posisi itu. Dia selalu memakai lekuk tubuhnya sendiri karena dia memakai baju tidur sutra putih dan itu sangat lentur. Gaun tidur ini terlalu pendek untuk menutupi pantat Lisa. Bagian atas sangat longgar sehingga setiap kali tali bahu jatuh ke lengan Lisa, Lisa harus memperbaikinya berulang kali.

Dalam posisi pro-pro, gaun tidurnya muncul sedikit di atas dan vagina Lisa muncul dari belakang. Saya kebetulan duduk di belakang Lisa sehingga saya bisa melihatnya secara langsung.

Semakin dia bergerak, semakin banyak pakaiannya terlihat di pinggangnya. Saat itu, Lisa tidak mengenakan pakaian dalam. Secara kebetulan, rumah itu sunyi dan sebenarnya waktu tidur siang.

Terkadang paha meregang dan vagina menjadi lebih jelas terlihat. Lisa tidak peduli kalau aku ada di sana waktu itu. Terkadang dia pergi ke dapur untuk minum. Dan kali ini aku meletakkan tali di lenganku lagi dan menunjukkan dada kiri Lisa. Kali ini dia berjalan menuju dapur tanpa memperbaikinya. Ada banyak gerakan dan berjongkok untuk mengambil sesuatu di dapur, jadi pada akhirnya payudara kirinya benar-benar tumpah dan terlihat lengkap.

Sambil berjalan kembali dari dapur, Lisa tampaknya tidak peduli dan membiarkan dada kirinya bebas. Dia mengoreksi dari waktu ke waktu, tetapi gaun tidurnya akhirnya turun lagi dan lagi karena belahan dadanya terlalu rendah. Dan setiap kali payudaranya meledak dari bawah pakaiannya, jika tidak selalu di kanan bawah. Lisa sepertinya tidak terjadi apa-apa walaupun satu payudara terbuka.

Lisa berbaring di sofa panjang lagi sambil menonton TV. Sekarang payudara kanannya tergantung bebas tanpa penutup. Setelah mengubah posisinya di sofa setelah beberapa saat, gaun tidurnya tidak rapi dan terangkat lagi ke pinggang Karena posisi pahanya yang sekarang tertutup, aku hanya bisa melihat bagian bawah Lisa yang halus dan seksi. Lisa mengubah posisi lagi dan tali kiri jatuh. Kedua payudara kini bebas menggantung di tempat tanpa penutup.Tentu saja, dari posisi saya, saya duduk di sisi kanan jadi saya hanya bisa melihat sisi kanan. Lisa kembali ke dapur berkali-kali, minum dan membiarkan dadanya terbuka dengan bebas.

Kemudian kembali untuk menonton TV. Saya mencoba mengundangnya untuk mengobrol di posisi itu. Tentu saja, itu tidak mungkin karena dia menuju ke TV. Awalnya dia terlalu malas untuk diajak ngobrol dan hanya ingin nonton TV.
Saya terus bertanya kepadanya, jadi dia akhirnya mulai menanggapi saya. Pada suatu waktu dia harus menghadapi saya, tetapi sulit untuk duduk, jadi dia akhirnya berbelok ke kanan untuk menghadap saya. Pada saat itu, vaginaku terlihat sempurna bagiku. Ingatlah bahwa dada Lisa masih bebas dan digantung erat tanpa penutup, karena dia tidak lagi kesulitan memperbaiki posisi tali.

Gaun tidur Lisa terangkat lagi ke pinggangnya. Dan dia terus berbicara seolah tidak ada yang terjadi. Kami juga berbicara dengannya untuk waktu yang lama. Terkadang dia mengangkangi kakinya dan membuka vaginanya. Dan dia terus bersikap seolah-olah tidak ada apa-apa dan terus berbicara dengan normal. Akhirnya, saya tidak lagi kuat. Pada satu titik, ketika dia mengambil makanan dari meja dan posisinya berbalik ke arahku, vagina Lisa mengintip melalui celah di pahanya dari tepat di belakang 1-2 meter dari wajahku.

Saya membuka retslueting, yang sudah berisi penis keras yang sangat berat dan mengeluarkannya dari pakaian saya. Dari belakang aku perlahan mendekati Lisa. Pada titik ini, dia masih belum tahu dan masih mengambil makanan. Aku merasa dia menyentuh tangannya memegang kedua dada dari belakang dan benda tebal, hangat dan hangat di lembah.

Lisa terkejut. Aku meremas Lisa dengan kedua tangan, terus bermain, dan mulai menggeser penis perlahan ke dalam vagina. Vagina Lisa selalu basah sejak awal karena dia dapat mempertahankan situasinya sehingga dia tetap basah bahkan ketika dia tidak menginginkan seks. Penis dari belakang ke Lisa vagina. Lisa mengerang karena tidak ada yang terjadi begitu cepat. Tangannya diletakkan di atas meja. Mungkin dia juga bertanya-tanya, ini adalah siswa sekolah dasar, tetapi keinginannya seperti orang dewasa.

Saya mulai bergerak bolak-balik sementara tangan saya masih meremas payudaranya. Lisa didorong ke meja di depannya, dan dadanya bergetar ketika dia mendorong penisku ke dalam vaginanya. Kaki Lisa berdiri dan mengangkang saya. Akhirnya klimaks. Setelah sperma diledakkan dengan keras ke dalam vagina Lisa, sperma itu mencair dari vaginanya dan ke pahanya, dan Lisa masih berdiri di atas punggungku. Setelah semprotan terakhir pada vagina Lisa, kami masih terjebak tanpa mengubah postur. Kepalaku condong ke depan, kepala Lisa kehabisan napas, dan keringat banjir membasahi tubuhnya. Akhirnya, saya menarik penis saya keluar dari vagina Lisa, memasukkannya kembali ke pakaian dalamnya, menariknya kembali dan menariknya ke atas. Lisa terengah-engah dalam posisi yang tidak berubah dan beristirahat di meja makan dengan kedua tangan. Vagina dan belahan dadanya jatuh bebas saat dia bernapas. Saya duduk kembali di depan TV. Lisa kembali ke sofa panjang tempat dia berbaring, tetapi sekarang dia tidak berbaring, tetapi duduk tanpa memperbaiki posisi dan posisi pakaiannya dan membersihkan sperma dan keringatnya. Itu tadi. Lisa duduk santai dan posisi duduk cukup terbuka, sehingga kucing itu terlihat jelas. Matanya berbaring di belakang sofa dan setengah tertutup. Tangannya melingkari tubuhnya. Napasnya masih terengah-engah. Dia menatapku sedikit dan tersenyum. Saya tersenyum padanya seperti anak normal berusia 13 tahun. Dan dia berdiri di kamar tidur. Lisa benar-benar bodoh ketika saya merasa sendirian di rumah.

Ketika saya akan bermain di rumah Dayat, ketika Dayat tidak pulang dari sekolah, Lisa sering berpakaian sesuai keinginan dan sangat minim tanpa khawatir mengenakan pakaian dalam. . Dia hanya mengenakan T-shirt terbatas untuk bokong yang kebesaran dan longgar dan mungkin tidak memakai apa-apa.

Kadang-kadang putingnya sering melihat ke dalam karena dia hanya mengenakan gaun tidur mini backless putih tipis dengan robekan yang serendah puting. Atau, bergerak bolak-balik hanya menggunakan handuk pimono hijau muda.

Saat mengenakan kimono, Anda dapat melepas tali pinggang sampai bagian depan tubuh Anda terbuka. Periksa lokasi kimono, jangan makan siang setengah telanjang, berjalan ke dapur atau duduk di sofa menonton TV. Lisa terbiasa merasa tidak ada orang di rumah. Vagina selalu bebas tanpa penutup. Dia baru saja kembali dari sekolah dan mungkin masih mengenakan SMA putih dan abu-abu.

Hal pertama yang harus dihapus di rumah adalah pakaian dalam dan bra. Dan dia tampak seperti berada di ruang tamu dan tepat di depan saya, saat dia melepas sepatu dan kaus kakinya.

Sementara dia bercanda dan tertawa, pakaian dalamnya dan bra dilemparkan ke wajah saya dan biasanya di lantai dengan bebas. Setelah itu, dia biasanya makan siang sambil menonton TV di jaket sekolah menengah. Selain itu, ketika Lisa bergerak dengan puting susu tercetak jelas, dadanya yang montok dan padat terisi dan bergetar. Penis saya biasanya mengeras perlahan. Jika saya tidak tahan, masukkan penis tanpa seizinnya apa pun yang dilakukannya.

Biasanya dia kaget, tetapi tidak berkata apa-apa sambil menikmati gerakan penisku menggerakkan vaginanya. Setelah sperma saya tumpah, dia kembali melanjutkan aktivitas yang dihentikan dengan menyodok penis saya.

Bahkan, aktivitas Lisa sepertinya tidak terhalang oleh ketegangan pada penis yang tegang vagina. Mungkin dia mengira tidak ada orang di rumah, jadi dia memasak telanjang di dapur.

Sementara dia masih di atas kompor, dia perlahan mendekat dengan penis terentang dari belakang. Sebuah penis keras didorong perlahan ke celah selangkangan dari belakang. Dia kaget dan terlihat mudah. Dengan suara unik dan nada cuek, dia biasanya berkata, uh! . ! Kemudian ia secara refleks menyebarkan posisi di antara kedua kakinya, memiringkan bagiannya sedikit, bermain dengan payudaranya, memasukkan penisku dari belakang dan terus memakannya sampai selesai. Itu tadi.

Memang, tubuh saya masih setinggi pundaknya, jadi setiap kali saya harus duduk di kursi sehingga saya bisa memasukkan penis ke dalam vagina Lisa. Dan selama hanya ada Lisa di rumah, saya selalu melakukannya di rumahnya kapan saja dan di mana saja. Lisa sangat merangsang untuk pakaian dan bagaimana menempatkan posisinya seolah-olah itu selalu memberikan penis yang bersih, besar, berat, panjang dengan vagina segar, bersih, sehat dan basah berlendir 24 jam sehari Saya masih di bawah umur) Mungkin inilah yang membedakannya dari gadis remaja lainnya.
Share:

Selasa, 01 September 2020

NGENTOT TANTE TETEK GEDE

Namaku Ryan kini mahasiswa tingkat akhir sebuah perguruan tinggi negeri di Surabaya, Kejadian ini merupakan peristiwa beberapa tahun yang lalu. Waktu itu aku berusia 18 tahun. Masih tergolong ABG. Suka hidup bebas. Do what I want! Hidup cuma sekali, buat apa bersedih. Itulah sebabnya, aku suka keluyuran dari kota ke kota sekadar cari pengalaman.

Setelah Ujian Akhir Semester (UAS), saya langsung pergi ke kota Bandung untuk berlibur. Sebelumnya aku memang belum pernah menginjakkan kaki di Kota Kembang tersebut. Aku juga ingin

merasakan indahnya Kota Kembang. Itulah sebabnya aku nekat pergi ke Bandung sendirian. Yang penting membawa uang banyak. Meskipun begitu, soal uang aku tidak terlalu foya-foya. Bahkan selalu berusaha untuk berhemat. Tapi kalau untuk urusan cewek, mungkin lain urusannya.

Aku menginap di hotel murah, Hotel Melati II, di Sekitar Alun-alun kota Bandung. Murah tapi bersih. Meskipun demikian kalau malam cukup berisik. Aku sudah telusuri tempat-tempat gituan, antara lain di Saritem dan Stasiun. Tapi WTS-nya tidak ada yang menarik perhatianku. Lalu, aku pergi makan di Mc Donal BIP. Eh, saat sedang asyik-asyiknya makan, tiba-tiba pandanganku bertatapan dengan seorang wanita setengah baya. Setelah kuperhatikan, ya ampun ternyata Tante Susan. Mungkin sudah sepuluh tahun aku tidak pernah ketemu. Waktu itu aku masih kecil.

“Apa kabar, Tante!”, sapaku sambil mendekat.

Akhirnya aku makan semeja dengan Tante Susan yang kebetulan juga sedang sendiri. Tante Susan hampir lupa melihatku.

“Maklum, kamu sekarang sudah besar”, kata Tante Susan.

Begitu tante tahu aku menginap di hotel, langsung saja ditawari menginap di rumahnya. Katanya di rumahnya tidak ada orang, kedua anaknya sedang studi di Perancis dan Jerman.

Yah, kupikir-pikir aku bisa menghemat uang. Aku tentu saja menyetujui ajakannya. Hari itu juga aku langsung pindah ke rumah Tante Susan. Aku diberi sebuah kamar depan. Cukup bersih dan mewah. Rumahnya di kawasan Dago Atas. Sebenarnya Tante tinggal bersama Om, tetapi Om sedang berada di negeri Paman Sam untuk mengambil gelar Doctor di Universitas Harvard. Maklum Om-ku dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Bandung dan Jakarta. Malam itu aku tidur sangat lelap sekali. Maklum capek!

Hari kedua aku baru tahu, ternyata paviliun sebelah digunakan untuk terima kost, dua orang mahasiswa, yang satu mahasiswa fakultas teknik namanya Mas Ary sedangkan yang satunya mahasiswa fakultas ekonomi, namanya Mas Yudi. Kata tante, lumayan buat tambah-tambah uang belanja. Tante ternyata juga pembantu wanita, Teh (Teh atau Teteh bahasa Sunda untuk Mbak) Mimin namanya. Wah, ya cukup banyak orang.

Siang harinya tidak ada kejadian yang menarik. Sepulang dari Maribaya dan Tangkuban Parahu terus tidur sampai sore. Setelah makan malam terus ke kamar tidur nonton TV sambil tidur-tiduran. Tidak terasa, jam di dinding telah menunjukkan pukul 24.00. Akhirnya TV kumatikan. Lampu kamar yang terang benderang kumatikan dan kuganti lampu tidur lima watt warna biru. Sepi sekali suasananya.

Namun, di tengah suasana yang sepi itu, kok aku rasa-rasanya mendengar ada orang bicara bisik-bisik? Mungkinkah pencuri? Karena penasaran, aku bangun pelan-pelan. Aku mengintip keluar melalui jendela, ternyata tidak ada siapa-siapa.

Ah, kok sepertinya dari kamar tante. Akupun mengambil kursi dan kuletakkan di dekat tembok. Di atas tembok ada lubang angin-angin kecil sekali, itupun tertutup karton. Karena penasaran, aku mengambil jarum dan membuat lubang kecil di karton itu. Setelah lubangnya lumayan, aku coba mengintip.

“Wow.., malam-malam begini mau ngapain tuh Mas Ary, si anak kost?”, pikirku sambil memperhatikan. Tante dan Mas Ary tampak duduk berdua di tempat tidur. Walaupun kamar Tante Susan memakai lampu lima watt, namun mataku masih sanggup melihat dengan jelas.

Uh, mau ngapain Mas Ary?, Kulihat sebentar-sebentar mencium pipi Tante Susan, kulihat Tante Susan tersenyum. Dan kemudian dengan tenangnya Mas Ary mulai membuka baju Tante Susan dan tinggal mengenakan BH.

Kuakui, tanteku memang masih tergolong muda, belum berusia 40 tahun. Tubuhnya montok, kulitnya putih, wajahnya mirip Dessy Ratnasari. Rambutnya pendek model Lady Diana, tubuhnya langsing. Tak lama kemudian Mas Ary melepas BH tanteku.

Duh.., ternyata montok sekali. Diam-diam aku mulai terangsang. Burungku mulai membesar. Aku tetap berdiri ddengan tenang di atas kursi.

Berikutnya kulihat Tante Susan ganti melepaskan baju Mas Ary. Satu persatu kancing bajunya dilepas, akhirnya bajunya dilempar ke lantai. Boleh juga tubuh Mas Ary, tegap dan atletis. Wow.., mereka kemudian saling cium bibir. Saling mengelus punggung. Sebentar-sebentar tangan Mas Ary meremas-remas payudara Tante Susan. Beberapa menit kemudian kulihat Mas Ary membuka ritsluiting rok yang dipakai tanteku, kemudian dilepasnya rok itu sehingga tanteku cuma memakai celana dalam saja. Adegan berikut tanteku ganti membuka kancing celana Mas Ary, dilepasnya satu persatu, kemudian ditariknya sehingga lepas dan tinggal celana dalamnya saja.

Lagi-lagi keduanya berpelukan lagi dan berciuman mesra sekali. Kemudian Mas Ary mencium leher Tanteku, lalu payudaranya, lalu perutnya, lalu pahanya. Dan kemudian tangannya memelorotkan celana dalam Tanteku. Lepas!, Kemudian diletakkan di kursi. Tahap berikutnya Mas Ary membuka sendiri celana dalamnya. Kulihat penis Mas Ary besar dan panjang seperti punyanya orang Arab. Jantungku berdetak keras sekali. Bahkan penisku ikut-ikutan menjadi keras. Apalagi melihat keduanya kemudian sama-sama dalam posisi berdiri, saling berpelukan, lagi-lagi saling berciuman.

Sekitar tiga menit kemudian dengan posisi berdiri, Mas Ary memasukkan ujung penisnya ke lubang kemaluan tanteku. Sesudah itu mereka berpelukan rapat sekali sambil menggoyang-goyang pinggul masing-masing. Cukup lama. Akhirnya kulihat mereka berdua sudah saling orgasme. Hal ini terlihat karena mereka membuat gerakan yang cukup agresif sekali. Walaupun samar-samar, kudengar suara uh.., uh.., uh.., dari mulut Tante Susan. Sialnya, tak terasa akupun mengalami orgasme, celana dalamku menjadi basah, apa boleh buat.

Adegan berikutnya dilakukan seperti biasa, yaitu tante berada di tempat tidur dengan posisi di bawah dan Mas Ary di atas. Apa yang kulihat memang benar-benar mengasyikkan. Maklum, baru sekali itu aku melihat dengan mata kepala sendiri adegan seks yang dilakukan orang lain.

Esok harinya aku bersikap biasa-biasa saja seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Kulihat Tante juga bersikap biasa-biasa saja. Makan pagi bersama. Sesudah itu aku pergi ke Pangalengan sekedar rekreasi.

Sore harinya aku sudah sampai di rumah lagi. Seperti kemarin, sore-sore pembantu tante menyediakan teh manis dan roti. Kulihat, pembantu Tante Susan yang namanya Teh Mimin ini tergolong seksi juga. Umurnya kira-kira sama dengan umurku, yaitu sekitar 19 tahun. Terus terang, nafsuku jadi bangkit melihat buah dadanya yang montok itu. Kata tanteku Teh Mimin sudah punya anak, tapi ditinggal di desanya, dirawat neneknya. Tiap hari Kamis pasti pulang ke kampung untuk menengok anaknya.

Malamnya aku tidak bisa tidur. Sebentar-sebentar aku mengintip kamar tanteku. Namun hingga pukul 24.00 ternyata tidak ada kejadian apa-apa. Akhirnya aku tidur pulas.

Sekitar pukul 10:15 aku menuju ke terminal Ledeng. Aku kepingin melihat obyek pariwisata Ciater. Eh.., ternyata aku ketemu Teh Mimin.

“Mau kemana Teh”, tanyaku.

“Ke Subang.., nengok anak Mas..”.

“Wah, sama-sama aja, deh..”, ajakku.

Ternyata ya lancar-lancar saja. Aku duduk berdua dengan Teh Mimin. Akhirnya aku mencari-cari alasan untuk ditemani di Ciater, soalnya aku belum hafal kota Bandung. Karena hari masih siang, akhirnya mau juga Teh Mimin menemani aku. Walaupun gadis desa, tapi Teh Mimin sempat mengecap bangku SLTP hingga lulus. Cara berpakaiannya pun tergolong rapi seperti pelajar-pelajar pada umumnya.

Sampai di Ciater aku menyewa salah satu bungalow dengan alasan ingin istirahat. Kebetulan rumah Teh Mimin tidak begitu jauh dari bungalow tempatku istirahat. Aku cari-cari alasan lagi. Aku bilang, di Ciater tidak ada yang jualan nasi goreng, kalau tidak keberatan aku minta Teh Mimin nanti malam mengantarkan nasi goreng. Ternyata Teh Mimin tak keberatan. Ya begitulah, tanpa rasa curiga sedikitpun, sekitar pukul 19.00 Teh Mimin telah berada di bungalowku mengantarkan nasi goreng. Kuajak ngobrol ngalor-ngidul tentang apa saja.

Akhirnya obrolanku agak nyenggol-nyenggol dikit tentang seks. Teh Mimin bilang sudah lama tidak melakukannya karena suaminya sudah tiga bulan ini impoten akibat kecelakaan sepeda motor. “Nah.., ini dia yang kucari”, pikirku.

Sengaja memang aku ngobrol terus sehingga tanpa terasa telah pukul 21.30. Ketika Teh Mimin pamit pulang, akupun bilang, lebih baik jangan pulang karena malam-malam begini banyak orang iseng atau orang jahat.

“Tidur aja di sini Teh, kan ada dua kamar. Teh Mimin di kamar sebelah, saya di sini”, kataku.

Setelah kubujuk habis-habisan akhirnya Teh Mimin mau juga tinggal di kamar sebelah.

Kira-kira pukul 24.00 aku mengendap-endap berjalan pelan menuju ke kamar Teh Mimin.

“Kok, belum tidur?”, tanyaku pelan sambil menutup pintu.

“Dingin Mas udara Ciater”, katanya sambil tetap telentang di tempat tidur sambil memegangi selimut yang menutupi tubuhnya.

“Aku juga kedinginan”, kataku.

Entahlah, sepertinya sudah saling membutuhkan. Ketika aku merebahkan tubuhku di sampingnya, Teh Mimin diam saja. Akupun menarik selimutnya sehingga kami berdua berada di dalam satu selimut. Untuk menghilangkan rasa dingin kupeluk Teh Mimin. Ternyata diam saja. Begitu juga ketika kuraba-raba payudaranya yang montok ternyata juga diam saja.

Akhirnya dengan mudah aku bisa melepaskan baju, BH, rok dan celana dalamnya. Hanya dalam waktu beberapa detik saja kami berdua sudah dalam keadaan bugil tanpa sehelai benangpun. Meskipun demikian kami masih di dalam satu selimut. Begitulah, tanpa hambatan, malam itu aku dengan mudah bisa menyetubuhi Teh Mimin hingga dua kali. Tampaknya Teh Mimin mengalami orgasme hingga dua kali.

“Terima kasih Mas, Sudah lama aku nggak merasakan yang begini-begini.., Suamiku sudah nggak sanggup lagi”, bisiknya sambil mencium bibirku.

Esok pagi subuh, Teh Mimin kembali pulang ke rumahnya. Sedangkan aku kembali ke Bandung agak sorenya. Maklum aku masih ingin menikmati pemandangan sekitar perkebunan teh di Ciater.

Sore harinya aku sampai di Bandung dan sikapku biasa-biasa saja terhadap Teh Mimin, seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa. Lagipula aku juga pesan agar Teh Mimin tidak usah cerita kepada siapa-siapa. nggak enak kalau sampai Tante Susan tahu. Begitulah. Tak terasa malam telah tiba lagi dan waktu tidurpun telah menyongsong.

Pukul 24.00, Seperti biasa lampu kamar kumatikan dan kugantikan lampu tidur lima watt. Eh.., lagi-lagi aku mendengar orang bisik-bisik. Pasti di kamar Tante Susan. Akupun dengan pelan-pelan mengambil kursi dan mulai mengintip dari lubang kecil yang kemarin kubuat. Kali itu aku agak terkejut. Ternyata kali itu bukan Mas Ary, tetapi Mas Budi. Wah, Tanteku ternyata tergolong hyperseks. Malam itu seperti kemarin-kemarin juga. Mas Budi kulihat menyetubuhi tanteku dengan berbagai posisi. Bahkan sempat kulihat Tante Susan berada di posisi atas. Gila!, lagi-lagi aku mengalami orgasme sendirian. “Creet.., creet.., cret”, celana dalamku basah lagi. Terpaksa aku harus ganti celana dalam. Dalam hati, diam-diam aku membayangkan betapa nikmatnya jika aku bisa menyetubuhi tanteku sendiri. Memang ini merupakan penyimpangan. Tapi, ya apa salahnya, toh tanteku mau dengan Mas Ary dan Mas Budi. Tapi apa mau dengan aku? Semalaman aku tidak bisa tidur karena mencari strategi supaya aku bisa meniduri Tante Susan.

Apa yang pernah dikatakan Teh Mimin di Ciater memang benar. Tiap hari Sabtu Mas Ary dan Mas Budi pulang ke Jakarta. Sehingga hari Sabtu itu cuma ada aku, Teh Mimin dan Tante Susan. Aku pusing setengah mati mencari strategi untuk merayu Tante Susan, namun belum ketemu-ketemu juga jalan keluarnya. Namun, akhirnya aku punya ide.

“Tante suka nonton?, Kebetulan hari ini hari ulang tahun Ryan”, kataku di pintu kamarnya Tante Susan. Tante waktu itu sedang merapikan rambutnya di depan kaca.

“Ah.., Tante nggak tahu kalau kamu ulang tahun. Selamat Ya”, ujar Tante sambil menuju ke tempatku. Dijabatnya tanganku, “Happy Birthday, mau traktir Tante, nih..”.

“Ya, kalau Tante nggak keberatan”, ujarku penuh harap.

Ternyata pancinganku berhasil. Malam itu aku nonton bioskop yang pukul 21.00, soalnya mau nonton yang pukul 19.00 sudah ketinggalan karena jam telah menunjukkan pukul 20.00.

Pulang nonton sekitar pukul 23.00 Sampai di rumah, Tante Susan nggak bisa masuk ke kamarnya.

“Aduh, tadi aku taruh di mana ya kunci kamarku?”, kata Tante sambil mondar-mandir.

“Waduh, nggak tahu Tante. Tadi ditaruh di mana?”, jawabku bohong. Padahal, sebelum berangkat, pada waktu Tante Susan ke kamar mandi sebentar, kunci kamar yang digelatakkan di dekat meja telepon sempat kusembunyikan di bawah kursi.

Akupun pura-pura membantunya mencari. Sekitar setengah jam nggak ketemu, akhirnya aku bilang, “Tidur aja di kamar Ryan, Tante. Biar Ryan tidur di kursi tamu saja..”.

Mungkin karena sudah capek, akhirnya Tante Susan tidak punya pilihan lain, akhirnya tidur di kamarku dan aku tidur di kursi tamu. Namun sekitar setengah jam, aku masuk ke kamar.

“Di luar dingin Tante, boleh tidur di sini saja? Nggak apa-apa khan?”, tanyaku.

“Oo, silakan..”, jawab Tante.

Akupun merebahkan tubuhku di samping tubuh Tante Susan. Jantungku berdetak keras, otakku terus mencari strategi berikut .Gimana nih cara memulainya? Susah juga!

“Aduh, Tante kalau tidur kok membelakangi saya”, kataku pelan.

“Oh ya, maaf.Kebiasaan sih..”, Tanteku membalikkan badannya, miring menghadap ke arahku.

Seolah-olah tidak sengaja, tanganku menyenggol payudara Tante.

“Maaf Tante, nggak sengaja..”.

“Ah.., nggak apa-apa”.

“Maaf Tante, payudara Tante indah sekali”, pancingku.

Kulihat Tanteku membuka matanya dan tersenyum.

“Boleh saya memegangnya Tante?”, bisikku, “Soalnya seumur hidup saya belum pernah melihat payudara seindah ini”, rayuku.

“Ah, boleh-boleh saja..”.

Akupun dengan tangan gemetaran memegang payudara tanteku.

“Aduh, tangan saya gemetaran Tante. Maklum, belum pernah”, pancingku lagi. Makin lama aku makin berani. Tanganku menyusup ke BH-nya.

“Boleh saya buka BH-nya Tante?”, tanyaku penuh harap setengah berbisik.

Tak ada jawaban. Akupun memberanikan diri melepas kancing baju Tanteku satu persatu dan akhirnya aku berhasil melepas BH Tanteku dengan mudah. Tampaklah payudara yang montok padat berisi. Akupun meremas-remasnya. Lama kelamaan, tampaknya tanteku mulai terangsang, nafasnya panjang-panjang. Diciumnya keningku, pipiku lantas bibirku. Kulihat Tante mulai membuka kancing bajuku satu persatu dan akhirnya aku tanpa baju.

“Tante, saya belum pernah..”, bisikku pelan. Tentu saja aku berbohong.

“Nggak apa-apa, nanti Tante ajarin..”.

Begitulah, beberapa menit kemudian Tanteku melepas celanaku dan akhirnya celana dalamku. Begitu juga, Tante melepas sendiri rok dan celana dalamnya. Kami berdua sudah dalam keadaan telanjang bulat.

“Tante, aku belum bisa..”, aku berbohong lagi.

“Nanti Tante ajarin..”, bisiknya.

Begitulah, akhirnya keinginanku untuk menggeluti Tante Susan telah berhasil. Malam itu aku bermain hingga mengalami orgasme dua kali. Demikian juga, Tante Susan juga dua kali mengalami orgasme.

“Ah, Ryan!, Kamu telah membohongi Tante! Ternyata kamu jagoan! Tante puas..!”, bisik Tanteku sambil menuju ke kamar mandi. Malam itu aku dan Tante tidur berdua telanjang bulat di bawah satu selimut sampai pagi hari.

Hari Minggu ini sepi. Mas Ary dan Mas Budi belum pulang. Kata tante, mereka berdua biasanya pulang ke tempat kost hari Senin pagi. Yang ada cuma Teh Mimin, sementara itu tiap Minggu pagi Tante mengikuti senam aerobik dan disambung arisan RT/RW. Katanya, Tante akan pulang agak sore. Ya, daripada nggak ada acara, akhirnya aku menuju ke dapur. Kulihat Teh Mimin sedang mempersiapkan makan siang. Kulihat Teh Mimin tersenyum penuh arti. Tanpa basa-basi, kupeluk Teh Mimin dan kutarik ke kamarnya. Begitulah, tanpa halangan yang berarti, aku dan Teh Mimin hari itu bersuka cita menikmati hari Minggu yang sepi. Di kamar Teh Mimin yang ukurannya kecil itu, di tempat tidur tanpa kasur, untuk yang kedua kalinya aku menggeluti Teh Mimin. Lagi-lagi Teh Mimin mengucapkan terima kasih karena aku telah berkali-kali memberikan kepuasan batin yang selama beberapa bulan ini tidak pernah dilakukan suaminya.

Malam harinya, Tante Susan mendatangi kamarku dan mengajak begituan lagi. Ya, kapan lagi. Tanteku tergolong masih muda, cantik, seksi. Kami berdua benar-benar memperoleh kepuasan lahir dan batin.

Mari Bergabung Sekarang Juga Bersama MASTERPOKER99 Situs Judi Online Terbaik Dan Terpercaya di Indonesia Dengan Layanan Customer 24 Jam NONTSOP

Minimal Deposit 25.000
Minimal Withdraw 50.000


Tersedia 8 Game in 1 website
POKER | DOMINOQQ | BANDAR CEME | CEME KELILING | CAPSA SUSUN | SUPER10 | OMAHA | BLACKJACK | SUPER BULL


TERSEDIA BANK :
BCA - MANDIRI - BNI - BRI - DANAMON - CIMB - PERMATA


Support deposit 
- OVO 
- GO PAY 
- Telkomsel Rate 15% 
- XL Rate 10% 


+ PROMO BONUS CASHBACK 0.3% 
+ PROMO BONUS REFFERAL 20% BERLAKU SEUMUR HIDUP
+ GEBYAR HADIAH EVENT TURNOVER BULANAN
+JACKPOT PULUHAN JUTA SETIAP HARINYA


BURUAN JOIN DAN DAFTARKAN AKUN PRO ANDA ^.^

Untuk info lebih lanjut silahkan hubungi cs kami :

LINE : MASTERPOKER99
WhatsApp : +855 8170 7281
Twitter : MASTERPOKER99
Instagram : MASTERPOKER99
FACEBOOK : @masterpoker99.asia


LINK MASTERPOKER99 :

Share:
^^SELAMAT DATANG DI SITUS UPDATE TERUS, NIKMATI BERITA WAWASAN, HIBURAN, GAME, CERITA SEX DAN BANYAK LAGI YANG LAINNYA, SEMOGA KALIAN SEMUA BISA TERHIBUR DAN MENIKMATINYA ^^

LIST DAFTAR JUDI ONLINE IDN PKV & BOLA

AGEN JUDI ONLINE IDNPLAY, POKER V DAN CASINO TERPERCAYA

WEBSITE DEPOSIT WITHDRAW LINK
INDOWIN99 Min 25.000 Min 50.000 LINK
MASTERPOKER99 Min 25.000 Min 50.000 LINK
INDOWINBOLA Min 25.000 Min 50.000 LINK
INDOWINPOKER Min 10.000 Min 25.000 LINK

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.